Mohon tunggu...
Sinna HeĀ®manto
Sinna HeĀ®manto Mohon Tunggu... -

the challenge-Ā®

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 2] Kumparan Waktu

28 November 2015   20:29 Diperbarui: 28 November 2015   20:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Semilir angin yang bisu, tataplah mataku biar noda tak bercela, ikatlah sukmaku

Semilir angin yang bisu, tataplah mataku biar noda tak bercela, ikatlah sukmaku

Semilir angin yang bisu, tataplah mataku biar noda tak bercela, ikatlah sukmaku[*]

Ā 

*

Ā 

Zzzzpppp.

Ā 

Kembali aku diselimuti gelap. Lebih pekat. Dingin menusuk. Aku terduduk, meringkuk. Sungguh, aku tak kuat menahan hawa seperti ini. Aku biarkan udara menerbangkanku ke mana ia mau. Aku lelah.

Sebuah tangan menarik lenganku. Tangan itu terasa kekar. Kasar. Aku tak mampu melihat wajahnya dalam gulita. Dalam hitungan detik, lorong ini benderang. Entah ini cahaya apa.

Wajah itu nampak asing. Ada aroma akar dan rempah menyeruak, berganti dengan wewangian bunga, beraneka. Ia menatap ke depan, terus menarikku tanpa satu pun kata terucap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun