"Jangan menoleh,"ucapnya ketika di hatiku terbersit keinginan menengok lorong di belakangku. Bersamaan dengan itu, wajahku telanjut menoleh. Tangan sosok itu tiba-tiba berubah transparan dan hilang dalam kabut hitam.
Zzzzppp
Ā
*
Ā
āSemilir angin yang bisu, tataplah mataku biar noda tak bercela, ikatlah sukmaku
Semilir angin yang bisu, tataplah mataku biar noda tak bercela, ikatlah sukmaku
Semilir angin yang bisu, tataplah mataku biar noda tak bercela, ikatlah sukmaku[*]ā
Ā
Tubuhku seperti digoyang-goyangkan seseorang. Pelan, mataku mulai terbuka.
āBangun, Nak. Kamu sering mengigau. Bangun.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!