4. Aksestabilitas pemebajaran yang terbatas
5. Anak tidak mendapatkan ilmu baru yang diberikan guru
6. Pemahaman anak yang kurang efesien karena pembelajaran daring.
Pembelajaran yang dilakukan dirumah tetap sesuai dengan pengenalan dan tanggung jawabnya. Dalam pengawasan orang tua dan pengawasan guru melalui media sosial. Pembelajaran yang tidak memberatkan peserta didik, tidak membuat stress atau bahkan membuat peserta didik mengalami down emosional. Pembelajaran yang dilakukan dirumah  bersifat sederhana seperti melakukan ibadah rutin, berbuat baik terhadap orang lain, patuh terhadap yang lebih tua, penurut dan tekun. Maka dengan itu guru mampu menilai kemampuan peserta didik penyandang desibilitas dalam melakukan pembelajaran pendidikan agama islam selama masa pandemi.
Maka dengan adanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan walaupun berada dirumah anak penyandang desibilitas tetap akan mendapatkan pembelajarannyya dengan pengawasan orang tua dan gurunya. Anak penyandang desibilitas tetap mendapatkan ilmu dan tetap melatih diri menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bersama anak penyandnag disabilitas/difable guru harus rajin memantau perkembangan belajar anak melaui pengawasan orang tua dan tugas yang diberikan guru. Ini semua agar pembelajaran daring tetap berjalan pada masa covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H