Mohon tunggu...
Sindi Darmawan Prasetyo
Sindi Darmawan Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca yang ingin menulis

Menulis sedikit tapi bermanfaat, karena memberi inspirasi lebih penting dari sekedar menjadi viral

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Hukum Sabung Ayam dalam Bayaran Petinju Pro

20 Maret 2020   15:31 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:25 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sini didapat gambaran prize money yang akan menjadi jatah bayaran petinju. Promotor lalu mengajak manajer kedua petinju untuk menegosiasikan porsi bayaran petinju (purse bid). Menurut William Trillo, co founder Pound4Pound petinju yang diunggulkan pasar punya posisi tawar lebih baik saat purse bid. 

Contohnya Floyd Mayweather mendapat bayaran 60% dari prize money, sedangkan lawannya Many Pacquiao hanya mendapat 40%. Lain lagi dengan partai Canelo Alvarez vs Gennady Golovkin yang dinilai pasar lebih ketat, sehingga pembagian bayaran di antara mereka 55:45.

Tapi petinju tidak mengantongi semuanya. Menurut Trillo, promotor sebagai penyelenggara meminta kesepakatan 20-25% dari bayaran masing-masing petinju.

Karena petinju bekerja sebagai tim, maka ada pembagian bayaran untuk tim yang juga diambil dari jatah petinju. Umumnya manajer akan mendapat 20-25%, pelatih mendapat 10-15 %, dan cut man mendapat 2 %.

Petinju juga harus membayar pajak penghasilan, di Amerika besarnya pajak berkisar 39% (melmagazine.com). Selain itu mereka harus membiayai sendiri keperluan untuk latihan, makan, transportasi, akomodasi dan lain-lain.

Jadi seorang petinju hanya akan mengantongi 13-15% dari total prize money! Lalu siapa yang mendapat uang lebih besar? Tentu saja promotor. Dalam sekali pertarungan promotor mendapat jatah 40-50% hak petinju belum lagi pendapatan dari tiket masuk dan lain-lain.

Ibarat sabung ayam, petinju yang bertarung mati-matian hanya dapat 'jagung', promotor dan orang-orang di luar ring mendapat jutaan dolar.

'Siapa' bertarung untuk 'Apa'?

Di dunia tinju dikenal empat badan tinju dunia, yaitu WBO (World Boxing Organization), WBC (World Boxing Club), WBA (World Boxing Association), dan IBF (International Boxing Federation). Meski sebenarnya tinju punya puluhan organisasi profesional, tapi empat badan tinju di atas adalah yang paling bergengsi.

Badan tinju menaungi petinju yang bertarung dalam organisasinya. Sabuk juara diperebutkan sebagai predikat terbaik dalam satu badan tinju. Apakah sabuk juara adalah hal utama yang paling dikejar oleh petinju? Jawabnya tidak.

Event tinju sudah berkembang sebagai bisnis. Pertarungan yang menjual adalah tujuannya, dan selera pasar adalah indikatornya. Badan tinju tidak berpengaruh mendatangkan atensi. Kenyataannya tidak semua penonton hafal juara tinju dari masing-masing badan tinju. Yang mereka tahu adalah juara tinju versi TV.

TV dan promotor memegang kendali, mereka lebih kuat dalam memainkan peran untuk mengatur title fight. Prize money yang tinggi dan lawan yang lebih punya reputasi menjadi daya tarik petinju. Pada level tertentu, petinju pro cenderung mengikuti promotor demi mendapat banyak uang dan menjadi terkenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun