Mohon tunggu...
Sinar RahayuPutri
Sinar RahayuPutri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis dan membaca untuk mengenal dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Insomnia

16 November 2021   10:24 Diperbarui: 16 November 2021   10:30 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat aku masih berusaha menggerakkan tubuhku, suara cakaran itu terdengar lagi dan terasa sangat dekat. Kaki ku seperti menginjak sesuatu yang basah. Dengan napas yang masih tersengal-sengal ku alihkan pandangan kebawah kaki, dan ku lihat sosok berbaju putih itu berjongkok dibawah sana dengan senyum seringainya. Darah mengalir dari mulut dan rambutnya, juga bau amis darah yang sangat menyengat membuatku mual.

Srek. Srek.. Srek..

Suara goresan kuku dan lantai itu terdengar sangat keras, dan darah yang menetes dari rambutnya juga semakin mengalir deras. Air mataku menetes, tubuhku menggigil. Dengan segenap tenaga ku gerakkan tubuh dan kaki ku untuk berlari keluar kamar. Namun, mataku justru bertatapan dengan sosok pocong diluar jendela yang masih membenturkan kepalanya.

Ketika hendak melangkah, kaki kanan ku ditarik oleh sosok berambut panjang itu hingga akhirnya aku terjatuh dan kepala ku membentur lantai dengan sangat keras, lalu kemudian semuanya gelap.

Cahaya matahari yang masuk kekamar membangunkan ku. Perlahan ku buka mata, dan melihat sekitar. Kepala ku terasa sangat sakit, juga sekujur tubuh. Di kamar aku benar-benar sendirian. Cepat-cepat ku tepis kejadian semalam yang membuat ku hampir mati ketakutan. Ku lirik jam dinding yang menunjukan pukul tujuh tepat, aku terlambat ke sekolah. Mungkin aku harus memberikan segudang alasan dari keterlambatanku, toh hari ini hanya ada event dan kegiatan belajar diliburkan.

Dengan sedikit tertatih aku berdiri, tidak terdengar suara bapak atau ibu yang biasanya sangat kencang membangunkan ku. Mungkin bapak sudah berangkat kerja sambil mengantar adikku ke sekolah, dan ibu mungkin sedang ke warung membeli sayur. Aku berusaha berpikiran positif meskipun sekarang sedang sendirian dirumah.

Perlahan aku beranjak ke dapur untuk mengambil minum, tidak lupa aku membawa ponsel,  berjaga-jaga jika teman ku menelpon. Ketika aku hendak menuangkan air, terdengar suara ponsel  berdering dan tertulis nama bapak disana. Biasanya bapak menelpon karena ada hal yang mendesak.

" Halo pak, ada apa?" tanyaku

" Halo kak, ini aku Asri" Suara diseberang sana ternyata adikku.

" Kenapa? Kok tumben kamu nelpon dari hp bapak?"

" Hp ku nggak ada sinyal"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun