Mohon tunggu...
Sabbihisma Dewi
Sabbihisma Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Baru lulus

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Puncak Tertinggi Sumut

19 Januari 2019   16:59 Diperbarui: 19 Januari 2019   17:15 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Setelah solat magrib, aku tak tahan ingin tidur. Berkat cuaca yang dingin dan kelelahan, aku tidur duluan dari pada yuda dan maruk. Sadar tak sadar entah pendaki yang mana bertandang ke tenda kami. Aku yang mengantuk tak sanggup lagi untuk ikut menjamu mereka. Aku tertidur hingga terbangun karena dibangun kan untuk makan mi yang di masak oleh teman ku yang dua. Kami makan dan menikmati kopi.

"Ih cantik kali langitnya" kata pendaki dari tenda tetangga.
"Eh betul cantik langitnya? Jam berapa ini?" Kataku, yang biasanya jam 4 baru bisa menikmati langit penuh bintang seperti di Sibayak.
"Iya mik, tadi pun cantik kali. Umi tidur aja pula" kata mereka yang membuat ku seolah-olah aku benar-benar seorang umi.

Seketika aku keluar menikmati taburan bintang dan bulan sabit yang nampak seperti lengkungan senyum. Namun hanya selang beberapa waktu, kabut sudah mulai menutupi lagi. Aku masuk lagi ke tenda dan sesekali ku intip lagi langit dari dalam. Dan sesekali keluar menikmati bintang lagi ditemani musik Milkyway nya Sungha Jung. Benar-benar kenikmatan yang hakiki.

Pagi harinya, aku terbangun dan dengan rasa malas karena dingin aku harus sholat subuh. Aku mengambil wudu dari jerigen air dan sholat diluar, di hamparan puncak gunung Sibuatan, di dinginnya waktu subuh, benar-benar dingin. Tapi sholat outdoor begitu yang sering ku rindukan. Selesai sholat, aku bersama teman dan pendaki yang lain berdiri menghadap timur. Tentu saja menanti kan matahari terbit. Kami bertahan berdiri menikmati matahari terbit sampai ia terang benderang.

Setelahnya kami masak untuk sarapan. Cuaca yang cerah dan view danau toba menemani masak kami. Setelah selesai memasak, kami sarapan. Tiba-tiba dari tenda tetangga terdengar ajakan...
"Kak ayo ke pilar yok kak"
Spontan ku jawab
"Ayola. Tapi tunggu bentar, makan dulu"
"Iya kak, makanla dulu"

Selesai makan, kami dari 3 kelompok yang berbeda berangkat bersama ke pilar termasuk kelima anak yang ternyata dari Siantar itu. Dan aku hanya menggunakan sendal jepit yang ku pinjam dari Maruk dan merasa menyesal setelah tau bahwa medannya benar-benar berlumpur bahkan ada yang nyaris sampai ke lutut. Arghh aku terpaksa melepas sendal jepitku karena licin dan sering terlepas. 

Aku berjalan menahankan sakit karena jalannya yang berakar. Hingga sampai di pilar, aku hanya melihat seonggok tugu didalam sebuah hutan. Yeaahh ini hasil perjuangan ku. Seonggok tugu. Disana aku hanya mendengarkan guyonan dari pendaki yang datang malam hari saat di posko waktu itu dan berfoto ria beramai-ramai, merasa sudah dekat. Tapi memang saat melihat fotonya, ada rasa rindu juga dengan kelima anak itu.

Diperjalanan menuju kembali ke tenda, aku masih harus terpaksa melepas sendal jepit yang ku pinjam itu. Membuat mood ku buruk saja berjalan di lumpur dan akar.
Sampai di tenda kami membereskan semua barang bawaan kami. Sebelum pulang, kami beramai-ramai mengabadikan lagi moment itu. Aku yang berada di antara Tasya dan Amy, anak komplek (re: tenda) tetangga hanya berpose senyum saja. Tampak kaku, karena pada hakikatnya aku bukanlah orang yang mudah akrab dengan orang yang baru ku kenal.

Diperjalanan turun, kami berjalan bersama saling tunggu, saling bantu. Dan kami hanya menempuhnya dalam 4 jam. Setengah waktu perjalanan pergi.
Sampai di posko, aku dan kedua teman ku tak lantas pulang. Kami menginap semalam lagi di posko karena mempertimbangkan angkot yang mungkin tak ada lagi. Tapi teman-teman pendaki lain bergegas pulang. Berpamitan layaknya kamilah pemilik rumah.

Esoknya, kami pulang dan saat berjalan keluar kami menumpang naik truk. Yang rencananya hanya menumpang sampai simpang saja malah sampai ke Medan, berhubung truknya memang akan berangkat kesana. Ah rejeki anak soleh.

Semoga lain waktu aku diberi kesempatan menikmati gn Sibuatan lebih lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun