Pertemuan yang semula menggelisahkan, ternyata sebaliknya. Lega bahwa hasil studinya tidak dipermasalahkan, terbersit niat Tuanku yang tidak kuduga.
"Mestinya aku cari pekerjaan," gumamnya, "Setidaknya kalau nilaiku jatuh terus, aku bisa membiayai sendiri kuliahku."
***
Tuanku menutup gerbang bambu. Sekian menit yang lalu pertemuannya dengan Mrs. M membuahkan deal -- bekerja paruh waktu menjadi pengasuh anak. Bukan pekerjaan biasa dan ia bayangkan.Â
Namun, pasangan Jerman-Amerika yang tidak bisa berbahasa Indonesia ini menjadi alasan utama Tuanku menjajaki pekerjaan ini. Entah bagaimana, ucapan rohaniwan sekian waktu yang lalu terngiang di telinganya, "Kamu harus ke Inggris untuk berlatih bahasa." Ucapan yang kini dirasakan sebagai doa dan mendapatkan jawaban.
Menatap rumah yang baru saja disinggahi angan dan impian menyesakkan dada Tuanku bahwa tiba juga kesempatan mengasah kemampuannya berbahasa Inggris. ** (Cimahi, 31 Mei 2021) Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H