Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Doa

4 Juni 2021   15:28 Diperbarui: 4 Juni 2021   15:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuanku mendongak. Menatap sosok di seberang meja. Bingung

"Ya.. tape recorder, radio, kaset atau apalah yang bisa bantu berlatih Bahasa Inggris?" lanjutnya

"Hmm, sudah ada Pastor. Sudah dibelikan kakak," jawab Tuanku. Aku ingat-ingat rasanya tidak pernah ada tuh barang yang disebutkan di kamar kostan.

"Bo'ong dia," bisik kembaranku.

"Pastor... tidak marah?" tanya Tuanku ragu.

Rohaniwan itu hanya tersenyum. Matanya menatap Tuanku. Tangannya mengeluarkan amplop. "Apa ada kenaikan uang kuliah?"

"Masih sama, Pastor," jawab Tuanku seraya menggeleng.  Rohaniwan itupun mengambil beberapa lembar uang dan diberikan kepada Tuanku.

"Hmm, ini kelebihan uangnya, Pastor." Tuanku mengembalikan satu lembar uang yang ia terima.

Rohaniwan itu menggeleng dan berkata, "Anggap saja itu untuk beli kaset. Kamu perlu alat untuk membantu belajarmu." Tuanku mengangguk pelan

"Terima kasih banyak Pastor," ujar Tuanku. Suaranya agak bergetar. Dalam hitungannya uang lebih itu bahkan bisa dibelikan pemutar kaset portable  di toko loak yang pernah ia singgahi.

"Kamu itu terlalu baik.  Mestinya kamu harus ke Inggris untuk berlatih Bahasa Inggrismu," ujar rohaniwan tersebut yang di balas senyuman kecil Tuanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun