Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Doa

4 Juni 2021   15:28 Diperbarui: 4 Juni 2021   15:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan yang semula menggelisahkan, ternyata sebaliknya. Lega bahwa hasil studinya tidak dipermasalahkan, terbersit niat Tuanku yang tidak kuduga.

"Mestinya aku cari pekerjaan," gumamnya, "Setidaknya kalau nilaiku jatuh terus, aku bisa membiayai sendiri kuliahku."

***

Tuanku menutup gerbang bambu. Sekian menit yang lalu pertemuannya dengan Mrs. M membuahkan deal -- bekerja paruh waktu menjadi pengasuh anak. Bukan pekerjaan biasa dan ia bayangkan. 

Namun, pasangan Jerman-Amerika yang tidak bisa berbahasa Indonesia ini menjadi alasan utama Tuanku menjajaki pekerjaan ini. Entah bagaimana, ucapan rohaniwan sekian waktu yang lalu terngiang di telinganya, "Kamu harus ke Inggris untuk berlatih bahasa." Ucapan yang kini dirasakan sebagai doa dan mendapatkan jawaban.

Menatap rumah yang baru saja disinggahi angan dan impian menyesakkan dada Tuanku bahwa tiba juga kesempatan mengasah kemampuannya berbahasa Inggris. ** (Cimahi, 31 Mei 2021)      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun