Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ricuh (1)

2 Maret 2021   04:37 Diperbarui: 4 Maret 2021   09:40 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maksudmu?" tanya Pak Eko.

"Aturannya kan pemain tidak boleh diganti, kecuali sakit atau tidak masuk. Itu juga mesti sepengetahuan wali kelas," jawabnya.

"Memang siapa yang mengganti Eko? Kamu tahu?"

"Hmm.. saya.. saya kurang tahu, Pak." Gilbert terbata mengelak.

"Wali kelasmu sudah tahu?" tanya Pak Joni lagi.

"Tadi Bu Wanti sudah ke sini, ketemu Eko. Hanya Eko diam saja. Bu Wanti bilang biar Eko tenang dulu."

Pak Eko menatap Eko bimbang dari balik kaca. "Perlukah aku temui?" pikirnya.

"Pak Andi, boleh minta kertas dan pinjam pulpen?" pintanya pada pustakawan kelas sambil beranjak ke mejanya mengambil kertas.

Ia menoleh pada Gilbert, "Mau terus menunggu Eko?"

"Ya Pak. Lagian di luar tidak seru. Yang tanding basket bukan kelas saya."

Pak Joni mengangguk. Setelah mendapatkan kertas dan pulpen ia menuju ruang sebelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun