"Sudah berapa kali ikut lomba?" tanyaku pada Lala.
     "Lumayan," jawabnya enteng
     "Lumayan apa?" kataku mulai gusar. "Pertanyaannya berapa kali?" tegasku
     "Hmm.. tiga kali." Ia menjawab dengan lebih serius. Mungkin melihat gelagatku.
     "Hasilnya?" tanyaku tajam. Gadis itu menghindari tatapanku.  Perlahan dia menggelengkan kepalanya.Â
     "Look! Lala, look at me!" pintaku. Lala menengadah.Â
     Aku mencondongkan badanku yang semula bersandar di rak buku.
     "You have something that others don't have." Aku menatapnya. "English," lanjutku.Â
     "Itulah alasannya Bapak  pilih kamu. Bapak percaya kamu pasti bisa!"
     "Kenyataannya saya tidak sebagus Candy," gumamnya.
     "Who's talking about Candy? We are talking about you!" kataku meninggi. "Ok-lah sebelumnya kamu ikut lomba kategori yang sama dengan dia. Tapi yang sekarang lain! Kamu tidak bisa bandingkan. Dia pidato kamu puisi."