Mohon tunggu...
Simon Ono Sutono
Simon Ono Sutono Mohon Tunggu... Guru -

Guru Bahasa Inggris di Bandung yang senang menemukan keindahan dalam membaca dan menulis juga antusias mempelajari hal-hal baru seperti mengolah bahan makanan untuk keluarga dan kegiatan cinta lingkungan seperti pengelolaan takakura, biopori, sampah organik dan berkebun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sang Dewi

26 Maret 2019   09:36 Diperbarui: 26 Maret 2019   09:40 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Sebentar, Ibu tinggal dulu, ya." Ibu melirik kepadaku. Aku tak berani menatap wajah Pram. Dari cermin tepat di seberang tempat dudukku aku bisa memastikan tatapannya yang tak lepas dari diriku.

            "E...ehem..." Ia mendehem. "Masih kuliah?" tanyanya. Aku menggeleng.

            "Sudah kerja?" tanyanya lagi

            "Dalam proses mencari." Jawabku terbata

            "Memang tidak gampang cari pekerjaan." Katanya. Aku mengangguk mengiyakan. Mulutku terbuka hendak bertanya. Namun tidak ada kata yang terujar.

            "Saat ini saya punya usaha kecil-kecilan." Kata Pram, seakan menangkap maksudku.

            "Usaha apa?" Belum sempat dijawab, ibuku memasuki ruangan

            "Maaf lho, di sini tidak ada apa-apa." Ibuku menaruh gelas air dan penganan di meja.

           

Ada yang berubah semenjak pertemuanku dengan Pram. Berkali ia bertandang. Tapi, masih gelap entah dia memiliki ketertarikan padaku. Ibukulah yang bersemangat. Acapkali setengah memaksa dia menuntutku untuk berias. Aku risih dan mengatakan terlalu dini untuk membicarakan menantu. Namun, ibuku malah tersinggung. "Justru kamu harus memikirkannya dari sekarang. Ibaratnya sudah mengepal emas, masa mau dilepas begitu saja?"

            "Ibu kok begitu bersemangat tentang Pram?" Aku bertanya menyelidik suatu saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun