Perempuan Papua berada dalam tepian yang sangat dilematis, di satu sisi ingin mengembangkan diri maju sejajar dengan laki-laki. Namun di sisi lain, perempuan Papua masih terjebak dalam keterkungkungan budaya patriarkal yang hanya menunggu dan menjamu sang kekasih. Bahkan perempuan kini menghadapi berbagai tantangan untuk menobrak batas eklusivisme yang naif menjadi perempuan yang inklusif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa partisipasi perempuan Papua dalam pendidikan tinggi menjadi kunci kesuksesan dan satu-satunya jalan keluar dari permasalahan perempuan serta mendukung independensi perempuan, sehingga tidak bergantung pada laki-laki dalam hal emansipasi atau upaya mewujudkan kesetaraan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Pentingnya pendidikan ini sebenarnya juga memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk mengekspresikan dan mengembangkan potensi diri serta memperoleh pengetahuan yang luas untuk dapat melatih pola pikir secara kritis, tetapi juga sebagai upaya untuk menjadi pemimpin serta mendapatkan pekerjaan atau karir yang lebih layak dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Belakangan ini, perempuan Papua mulai ikut meramaikan perpolitikan, termasuk banyak yang berhasil menjadi pemimpin di Indonesia maupun Papua. Semakin terbukanya kesempatan bagi perempuan Papua untuk mengenyam pendidikan tinggi mendorong perempuan Papua untuk lebih terlibat dalam sektor pembangunan. Terutama partisipasi perempuan Papua dalam politik dan pemerintahan yang semakin meningkat.
Banyak perempuan Papua yang sudah menduduki jabatan sebagai pemimpin, tetapi tidak semudah itu untuk tampil sebagai pemimpin, melalui berbagai hambatan yang seolah tidak terlihat namun nyatanya merintangi akses menuju kepemimpinan puncak seperti isu gender dan ketidakadilan yang sifatnya melekat dan dikonstruksi secara sosial maupun kultural karena dianggap sebagai pendamping bukan pesaing.
Namun, emansipasi dan partisipasi perempuan Papua dalam pembangunan dan sektor publik perlahan mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwa perempuan juga patut diperhitungkan.
Kecerdasan dan kepiawaian perempuan Papua, tidak bisa lagi dipandang sebelah mata karena berkontribusi pada pembangunan. Dalam dua dasawarsa terakhir, keterlibatan perempuan dalam peran publik sangat terlihat.
Kualitas pemimpin perempuan Papua perlahan membaik, walaupun berjibaku dengan stigma yang kelam dan kerangka budaya patriarki. Ini merupakan tantangan yang harus dijawab oleh perempuan di berbagai bidang. Peluang yang ada telah mendorong dan meningkatkan kualitas perempuan Papua secara mandiri dan menjadi moto penggerak dalam dimensi kehidupan dan pembangunan daerah.
Perempuan Papua telah menjalani lonjakan perubahan yang melintasi jalan bebas hambatan, mereka kini tidak hanya menjelajahi dunia tetapi mampu menciptakan karya melalui dunia nyata.
Secara kasat mata dapat dilihat pada penempatan posisi-posisi strategis di berbagai bidang pembangunan di Tanah Papua. Inilah perempuan Papua di tengah fenomena pembangunan.
Semakin banyak pemimpin perempuan, maka akan semakin maju daerah ini. Pemimpin perempuan yang baik akan melahirkan anak-anak yang cerdas dan berkarakter yang akan menjadi pemimpin masa depan yang jujur, adil dan amanah.