Akhirnya giliran Awei pun tiba, dengan diantar papah, Awei masuk ke ruang eksekusi.
Ketika dokter memeriksa ternyata kulit kulub Awei cukup panjang.
Dokter berkata "wah, meskipun non Muslim, untung kamu mau disunat nih,dengan kulit kulub yang panjang seperti ini kalau tidak disunat, akan menimbulkan banyak masalah."
dokter bertanya :" tidak takut kan?"
Awei : " tidak dok"
Dokter : "hebat, yah sudah kalau sudah siap, mau berdoa dulu?"
"iya" Â jawab Awei sambil kemudian terlihat mulutnya seperti komat-kamit melantunkan doa Bapa Kami, dengan setengah suara, bahkan nyaris tidak terdengar.
Setelah proses sunatnya selesai,
dokter sempat bercanda kepada papah "Ini bapanya  mau sekalian sunat juga?" sembil sedikit tersenyum.
Papah " Tidak terima kasih dok."
Awei tampak senang telebih oleh panitia dia diberi sarung, yang selama ini dia idamkan. Sesampainya di rumah papah memberinya bingkisan, ternayta isinya sarung pemberian dari om. Sakit yang dirasa tiba-tiba hilang karena senangnya bertambah dengan adanya tambahan sarung. Ternyata diam-diam om sudah membelikan sarung dan menitipkannya pada Papah saat menjemput Awei.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H