" Ga apa-apa, Awei berani" suaranya semakin mantab
Om Awei semakin binggung, semakin dihalangi malah semakin dia bertekad. Setiap kali Awei merengek ingin sarung, om selalu mengalihkan perhatian Awei. Bahkan terkadang menaku-nakuti Awei untuk disunat. Namn saat, Awei melihat orang sholat, ia teringat kembali akan keinginannya memiliki sarung.
Akhirnya om mengajak  Awei jalan-jalan dengan mengendarai motor, untuk mengalihkan perhatiannya. Awei bisa juga dibujuk untuk diam dan tidak merengek lagi. Om mengajaknya berjalan-jalan ke pasar, dan membawanya ke toko sarung, om bilang Awei coba pilih dulu ma yang mana, tapi om kasih nanti yah kalau Awei dah disunat.  Awei dengan senang melihat-lihat berbagai motif sarung di toko tersebut.
Akhirnya setelah sebulan, Papahnya Awei datang menjemputnya dan membawa Awei kembali ke rumah. Om sempat membisikan sesuatu kepada papah sebelum berpamitan.
Papah : " ayo awei kita pulang, di rumah ada dede loh, bilang terima kasih sama om dan tante"
Awei : "Terima kasih om, terima kasih tante, Awei pulang yah"
Om :" lain kali main lagi yah ke Jakarta"
Sesampai di rumah Awei, senang melihat adik laki-lakinya yang baru lahir, kegembiraan ini telah mengalihkan keinginan untuk memiliki sarung.
Namun, ketika kembali saat Azhan Magrib berkumandang dari pengeras Mesjid, dan beberapa tetangga yang hendak berangkat ke mesjid lewat dengan menggunakan sarung, Awei pun teringat lagi kalau dia menginginkan sarung.
Awei pun menceritakan keinginannya untuk memiliki sarung. Papah tidak langsung menyetujui, dia hanya "Nanti yah coba papah diskusikan dengan mamah." dengan tujuan untuk menenangkannya. Â
setelah itu Papah bertanya "Awei yakin mau disunat?"
Awei :"yakin pah, Awei pokoknya pengen sarung"
Papah : " ya sudah kalau begitu, nanti kamu dapat sarungnya kalau dah sunat yah"
Seminggu kemudian ternyata ada acara Sunatan massal di kampungnya Awei. Dia juga didaftarakan untuk ikut, bersama rekan rekan sebayanya. Tujuan nya satu untuk memperoleh sarung. Awalnya pak RT merasa binggung karena ayah Awei mendaftarakan anaknya untuk ikut sunataan massal, tetapi setelah mendapat penjelasan, Pak RT pun mendaftarakn Awei sebagai salah satu perserta,dan kebetulan saat itu masih ada jatahnya.
Lagu Sunatan Massal, karya Iwan Fals berkumandang menyambut kedatangan anak-anak peserta sunatan massal di kantor keluarahan. Â
Ternyata setelah melihat peserta lain keluar dari ruangan dan mendengar teriakan serta tangisan peserta lain. Sempat membuat niat Awei ciut. Namn luar biasa, karena tekad nya ingin memiliki sarung, maka dia tetap memberanikan diri.