Mohon tunggu...
Silvyy Qurrota
Silvyy Qurrota Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tumbuh Bersama Sisi Lain dalam Diri pada Sajak "Dalam Diriku" Karya Sapardi Djoko Damono

29 Juni 2024   21:30 Diperbarui: 29 Juni 2024   21:46 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang tersebut adalah nyawa; jiwa. Sisi lain dalam diri manusia adalah adanya jiwa yang memiliki tekad lain, baik tekad tersebut terus dipendam maupun direalisasikan secara bertahap. Jiwa yang hidup disebabkan adanya darah yang mengalir membawa seluruh keinginan perkembangan diri baik dalam kehidupan, perjuangan, maupun perkembangan jiwa.

dalam diriku meriak gelombang sukma,

Selain darah dan jiwa, terdapat juga gelombang sukma, yaitu aliran atau esensi yang lebih dalam diri kita, atau disebut juga dengan isi hati. Kadangkala disaat seseorang tengah menjalani perkembangan dalam hidupnya, terdapat pertentangan-pertentangan yang ada di dalam diri sendiri, seperti keraguan dan kecemasan akan langkah atau keputusan yang tengah diambil untuk tumbuh lebih dewasa bersama sisi lain yang dibawa oleh darah yang mengalir.

hidup namanya!

Sesuatu yang berlangsung tak luput dari keraguan dan kecemasan yang ada, itulah yang dinamakan hidup. Proses dalam perkembangan diri tentunya melibatkan perasaan yang akan memunculkan rasa cemas, rasa ketidakpastian, dan di luar perasaan itu pastinya terdapat tantangan yang tidak dapat diprediksi. Tokoh ‘Aku’ pada puisi ini kini menyadari bahwa dirinya memiliki sisi lain kehidupan dengan keinginan atau dorongan kuat untuk mencapai sesuatu dan memotivasi untuk terus berkembang. Tanda seru (!) pula menggambarkan kesungguhan tokoh untuk mencapai hidup yang indah saat dirinya tengah berkembang (dijelaskan pada larik berikutnya).

Kata hidup juga dapat ditafsirkan bahwa tokoh dalam puisi tersebut telah menemukan apa arti dari hidup yang sebenarnya saat ia berada di fase berkembang menuju pribadi yang dewasa dan mengenal dirinya sendiri secara batiniah.

dan karena hidup itu indah,

Seluruh manusia pastinya ingin memiliki hidup yang memiliki banyak peluang untuk meraih keinginan, keindahan, dan pengalaman baik saat diri berada di proses perkembangan menjadi seorang yang lebih dewasa. Kata indah di sini diartikan sebagai keinginan tokoh yang hanya memikirkan kebahagiaan semata, tanpa memikirkan hal yang lain dan terobsesi akan keindahan yang ia imajinasikan.

Dalam larik ini, memberikan pula makna bahwa keindahan yang dipikirkan oleh tokoh berbeda dengan keindahan yang ia dapatkan, meskipun sama-sama indah tetapi tak sesuai dengan apa yang ia mau sehingga ia meluapkan emosinya (ada pada larik terakhir).

aku menangis sepuas-puasnya

Tentunya hidup tak melulu perihal yang membahagiakan, terdapat juga peristiwa yang mengecewakan dan tak sesuai dengan harapan. Kata menangis pada larik kedelapan ini mengibaratkan bagaimana emosi seorang tokoh disebabkan kehidupan yang ia didambakan akan keinginannya untuk berkembang dengan bahagia tak terealisasikan, ia dihadapi dengan situasi yang tak sesuai dengan apa yang ia mau saat ia berjalan menuju perkembangan dirinya menjadi seseorang yang dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun