Mohon tunggu...
Silviya Tsamrotul Khabibah
Silviya Tsamrotul Khabibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Lavanya Asmara

10 Juni 2024   14:04 Diperbarui: 10 Juni 2024   19:28 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo by Mo Eid From Pexels

"Sama es sekalian ya, tolong sisakan" tulis Hanafi.

Melihat dia yang sepertinya sudah sangat lelah dan capek, tak berpikir panjang kubawakan lah es itu ke ruang belakang, agar dia bisa mengambil lebih dekat. Karena pada waktu itu aku berada di depan ruang tamu.

"Cepet ke belakang, es nya aku bawa kesini" tulisku dalam pesan yang ku kirimkan ke Hanafi.

Tak berapa lama datanglah Hanafi ke ruang belakang, dan benar saja seperti yang sudah aku duga sebagai anak introvert 'katanya', dia merasa capek karena sudah lama mengobrol tanpa henti dengan Pak Sardi.

"Ya Allah seorang introvert seperti aku harus mengobrol berjam-jam dengan orang, cuapek aku. Bosen ingin gerak bebas" ucapnya setelah menteguk es yang sudah ku bawakan.

Karena di ruang belakang bukan hanya ada aku dan dia, semua orang yang di ada di situ mentertawakan gelagak yang Hanafi tersebut. Tak berapa lama setelah itu Pak Sardi pamit untuk pulang, lalu kita melanjutkan untuk menyalakan kembang api tepat pada pukul 00.00 untuk merayakan tahun baru. Setelah itu kita makan bersama-sama.

Pada saat makan bersama itu aku duduk di samping Hanafi dan kita makan satu tempat yang beralaskan daun pisang. Dengan di temani suasana pedasaan dimalam hari yang singklu dan sedikit horor. Kita semua makan sambil bercerita dan bersenda gurau, seolah-olah kita akan bersama terus nantinya.

"Kamu sudah kah makan nya?" tanya Hanafi kepadaku.

"Sudah" jawabku sambil menatap dia.

"Yaudah sini tak beresin dulu yaa" ucap Hanafi.

Dengan action seperti itu saja aku semakin merasa tidak baik-baik saja kalau dekat dengan dia. Apalagi semakin hari aku merasa semakin intens dengan dia. Dia sering menghubungi aku di WhatsApp dan aku jadi sering ngobrol dengan dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun