Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyair Tanpa Bayaran

5 Desember 2020   21:43 Diperbarui: 5 Desember 2020   22:42 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sinta, apa yang terjadi?” tanya sang pria setelah membuka mata. Wanita bernama Sinta itu mengerutkan keningnya.

“Memangnya apa yang terjadi?” tanya wanita itu balik.

“Akh, sudahlah lupakan saja!” Sinta hanya mengangguk.

“Lalu apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau bilang akan pergi ke rumah ibumu, atau ... kau berubah pikiran dan membatalkan perceraian kita?” tanya Ardi

Sinta hanya menggeleng, dia tak mengatakan sepatah kata pun. Wanita itu memilih berjalan meninggalkan Ardi, sedangkan Ardi, dia hanya mengekorinya.

Sinta saat ini tengah sibuk membongkar lemari yang ada di kamarnya, memilah baju dan memasukkannya ke dalam tas. 

"Lebih baik kau jual saja salah satu ginjalmu jika kau ingin aku membatalkan perceraian kita. Setidaknya hasil penjualan itu bisa untuk biaya makan selama setahun untukku," ucap Sinta sebelum pergi meninggalkan rumah Ardi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun