Mohon tunggu...
Silvina Yuza
Silvina Yuza Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris di SMPN Satap Pematang Jering

Tertarik pada dunia pendidikan khususnya pengajaran Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Pendidikan Guru Penggerak

19 Agustus 2024   19:48 Diperbarui: 19 Agustus 2024   20:02 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

3. Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Ketka kami hendak menyusun sebuah keyakinan untuk kelas Bahasa Inggris, siswa-siswa saya merasa heran. Untuk apa ini? Kenapa harus memikirkan hal ini. Tentu saja karena mereka belum terbiasa. Bahkan ada poin-poin yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan. Saya terus mengingatkan mereka. Tapi ketika ada pelanggaran, saya menjadi lebih mudah dan leluasa menanyakan keyakinan mereka. Dan mereka akan ingat serta dengan segera berjanji tidak akan mengulangi pelanggaran tersebut. 

Suatu hari, saya juga memergoki seorang siswa keluar dari kelas dan merokok di toilet. Ketika kembali ke dalam kelas, baju dan mulutnya bau rokok. Saya menahan diri untuk tidak menegurnya langsung. Saya memilih menyelesaikan permasalahan tersebut keesokan harinya. Saya memanggil dia ke kantor. Saya mulai dari menyampaikan pengamatan saya. "Kamu tahu, ibu mencium bau rokok dari baju dan mulutmu ketika kamu kembali dari toilet", kenapa merokok di dalam toilet? Apa kemarin sedang mengantuk?, Dia yang tadinya berwajah tegang, mulai senyum sedikit. "Iya ma'am, mengantuk di kelas, kalau merokok sebentar, bisa menghilangkan kantuk." Tapi bagaimana dengan peraturan sekolah? Dia menyadari bahwa tidak boleh merokok di sekolah. Saya lanjut bertanya, kenapa kira-kira kita tidak boleh merokok? Dia menjawab tidak baik untuk kesehatan. Karena dia seorang atlet, saya juga bertanya apa dampak merokok pada performa kamu sebagai atlet dayung. Dia menjawab saya menjadi mudah capek. Saya menguatkan pernyataanya dengan menyebutkan dampak lain rokok terhadap kesehatan. Saya juga mengingatkan bahwa setiap perilaku yang kita ambil harus didasari pada alasan yang kuat yang sudah kita pikirkan matang-matang. Sebagai konsekuensi saya juga minta dia untuk mengingatkan teman-teman yang melakukan hal yang sama agar berusaha menjauhi rokok. Terutama di lingkungan sekolah. Karena jujur saya, merokok bagi anak-anak ini adalah hal yang wajar. Orang tua mereka mencontohkan dan tidak melarang keras. Itu merupakan tantangan yang berat bagi saya seorang guru.

4. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Saya senang sekali sudah mencoba mempraktikan segitiga restitusi. 

5. terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Saya menjadi paham, bahwa ketika mendapati sebuah pelanggaran, kita harus mencari alasan untuk menstabilkan emosi kita yang mungkin saja marah atau kesal saat itu. Menghadapi siswa saat sudah tenang adalah kunci keberhasilan segitiga restitusi. Karena respon anak kadang tidak terduga dan khawatirnya kebiasaan buruk lama kembali karena ketidakstabilan emosi. 

Tapi terkadang adalah masalah yang harus segera diselesaikan, terutama apabila melibatkan lebih dari satu orang siswa. Kita sebagai guru harus benar-benar dapat mengendalikan pikiran dan emosi buruk kita. Kontrol diri ini dapat kita peroleh dari banyak latihan. Bahkan latihan pernapasan juga dapat mempengaruhi. 

6. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? 

Sebenarnya saya sudah mulai menerapkan kontrol sebagai teman dan pemantau. Tapi saya belum menerapkan segitiga restitusi yang sesuai urutannya. Segitiga restitusi menurut saya menciptakan keseimbangan dan respon kontrol yang tepat. Setelah mempelajari modul 1.4, saya benar-benar mencoba untuk menggunakan posisi kontrol manajer. Saya melihat baik perasaan saya dan perasaan anak yang sedang memiliki masalah tetap sama-sama dalam kondisi baik saat dilakukan segitiga restitusi ini. Tidak ada suara tinggi, tidak ada pengelakan dari kesalahan, dan dampak ke depannya tetap baik 

7. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun