Mohon tunggu...
Silvina Sindy
Silvina Sindy Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Pembelajaran Inkuiri

21 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   08:33 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A.Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri

Sanjaya menekankan pentingnya proses berpikir kritis dan analitis dalam metode pembelajaran inkuiri, yang melibatkan melakukan berbagai aktivitas untuk menemukan dan menjawab pertanyaan. Biasanya, prosedur ini melibatkan sesi tanya jawab yang berlangsung antara guru dan siswa. Istilah metode heuristik digunakan untuk menyebut teknik ini, yang dikembangkan dari kata “heuriskin” dalam bahasa Yunani yang berarti “Saya menemukan” Siklus inkuiri meliputi kegiatan individu dan kelompok yaitu observasi, menanya, investigasi, analisis, dan perumusan teori.Pendekatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menerapkan pemikiran kritis.

 Menurut Arends dalam buku yang ditulis oleh De Poter dan Mike, “Tujuan utama dari pengajaran inquiry adalah membantu siswa belajar bagaimana mengajukan pertanyaan, mencari jawaban atau solusi untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka, serta membangun teori dan ide mereka sendiri tentang dunia”.

Aunurrahman berpendapat bahwa Penelitian ini termasuk dalam kelompok model pengolahan informasi, dan model pembelajaran ini menitikberatkan pada kegiatan yang berkaitan dengan  pengolahan informasi untuk meningkatkan keterampilan siswa melalui pembelajaran. Inkuiri sebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari pemecahan suatu permasalahan.Menurut Mulyasa, metode ini mempersiapkan siswa menghadapi situasi di mana mereka dapat secara mandiri melakukan eksperimen ekstensif, mengamati apa yang terjadi, mengambil tindakan, mengajukan pertanyaan, dan menemukan jawabannya sendiri. Siswa juga diharapkan mampu menghubungkan suatu temuan dengan temuan lainnya dan membandingkan hasil penemuannya sendiri dengan hasil penemuan siswa lain.

B.Sejarah model pembelajaran inkuiri

Model pembelajaran berbasis inkuiri telah ada sejak lama dan terus berkembang selama bertahun-tahun. Sejarahnya dapat ditelusuri kembali ke para filsuf abad ke-20 yang tertarik pada pendekatan pembelajaran dan pemecahan masalah yang berpusat pada peserta didik. Secara umum model pembelajaran berbasis inkuiri berawal dari perkembangan pendidikan dan filsafat, dengan kontribusi tokoh-tokoh seperti John Dewey, Carl Rogers, dan Jerome Bruner. Model ini terus berkembang seiring dengan perkembangan penelitian dan praktik pendidikan dan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dan memungkinkan pembelajaran lebih bermakna. Model pembelajaran berbasis inkuiri mempunyai akar sejarah yang kuat pada tradisi filsafat dan metode ilmiah. Tradisi filosofis dan metode ilmiah memberikan landasan yang kuat bagi model pembelajaran berbasis inkuiri. Konsep dasar model pembelajaran berbasis inkuiri adalah siswa belajar melalui proses inkuiri aktif dan eksplorasi. Konsep dasarnya adalah siswa belajar melalui proses penyelidikan aktif dan eksplorasi. Mereka merumuskan hipotesis, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, dan kemudian menarik kesimpulan dari temuan mereka sendiri.

John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik Amerika yang mempromosikan pendekatan pemecahan masalah dan pengalaman dalam pendidikan dan merupakan salah satu orang pertama yang berkontribusi pada pengembangan model pembelajaran berbasis inkuiri. Pendekatannya terhadap inkuiri didasarkan pada teori pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman praktis. Ia percaya bahwa siswa harus berpartisipasi aktif dalam proses penelitian dan eksplorasi sambil belajar. Dengan bantuan beberapa pakar pendidikan, model pembelajaran berbasis penelitian semakin dikembangkan pada tahun 1950an. Psikolog humanistik Carl Rogers menganjurkan pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan ini memberi siswa kendali atas proses belajarnya. Pak Rogers menjelaskan bahwa pendidik perlu berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menggali minat dan aspirasinya. Seorang psikolog kognitif bernama Jerome Bruner memperkenalkan gagasan pembelajaran berbasis inkuiri pada tahun 1960-an. Menurut Bruner, model pembelajaran inkuiri terdiri dari tiga fase: pertanyaan, investigasi, dan kesimpulan. Ia percaya bahwa siswa perlu belajar secara aktif dan konstruktif. Bruner menekankan bahwa bertanya dan berpikir kritis sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan sains, model pembelajaran berbasis inkuiri semakin mendapat perhatian pada tahun 1990an. Model inkuiri ilmiah yang dikembangkan oleh Robert Karplus memadukan penemuan ilmiah, proses berpikir ilmiah, dan eksperimen ilmiah sebagai dasar pembelajaran. Pendekatan ini saat ini sangat populer, dan pendidikan berbasis penelitian telah berkembang menjadi konsep yang lebih komprehensif dalam beberapa dekade terakhir, termasuk berbagai disiplin ilmu.

 Selain itu, banyak pendidik dan peneliti pendidikan di seluruh dunia yang terus mengembangkan dan mengadopsi model pembelajaran berbasis inkuiri.Ada berbagai model inkuiri, seperti inkuiri terbimbing, inkuiri terstruktur, dan inkuiri bebas. Semua model inkuiri bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk bertanya, menyelidiki, dan belajar melalui proses eksplorasi dan penemuan. Pada model inkuiri terbimbing, guru memberikan kerangka kerja dan dukungan yang lebih besar kepada peserta didik, Sedangkan pada model inkuiri bebas, peserta didik memiliki lebih banyak kebebasan untuk merancang dan mengelola proyek mereka sendiri. Model pembelajaran inkuiri dianggap penting untuk mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dunia nyata karena menekankan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Model ini sering dikaitkan dengan ilmu pengetahuan alam dan penelitian sains, di mana peserta didik diminta untuk mengamati fenomena alam, merumuskan pertanyaan, dan merancang eksperimen untuk menemukan jawaban. Namun, pendekatan inkuiri juga dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika, bahasa, dan ilmu sosial.

C.Ciri-ciri dan Sasaran Metode Inkuiri

Inkuiri merupakan suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk menjadikan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran dan menemukan sendiri solusi terhadap permasalahan yang disajikan. Di sini guru hanyalah sebagai fasilitator yang telah menguasai teknik mengajak siswa merangsang pengetahuannya. Oleh karena itu, menurut Sanjaya, metode ini mempunyai ciri-ciri utama dalam pembelajaran: Ciri-ciri utama metode penelitian Sanjaya adalah sebagai berikut.

1)Penelitian menekankan pada keaktifan siswa secara maksimal dalam eksplorasi dan penemuan. Artinya menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran.Proses pembelajaran memungkinkan Anda tidak hanya memahami inti materi, tetapi juga menemukannya sendiri.

2)Sikap percaya diri hendaknya dibina, karena seluruh kegiatan siswa ditujukan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan.

3)Tujuan pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan keterampilan intelektual sebagai bagian dari proses mental.Oleh karena itu, siswa dituntut tidak hanya menguasai materi, tetapi juga belajar bagaimana memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

4)Beberapa konsep menyatakan bahwa penelitian adalah pembelajaran yang mana siswa sebagai subjek  proses pembelajarannya.

D.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam proses pendidikan guna untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif peserta didik. Dalam model inkuiri ini, peserta didik diajak untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, serta menganalisis dan menyimpulkan data yang mereka peroleh. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar dan mampu mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah secara sistematis. Namun, seperti halnya dengan metode pembelajaran lainnya, model pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang perlu dipertimbangkan oleh para pendidik. Kelebihan pembelajaran berbasis inkuiri adalah:

a.Pembelajaran inkuiri dinilai lebih bermakna karena menitikberatkan pada keseimbangan perkembangan kognitif, emosional, dan psikomotorik.

b.Pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya.

c.Mereka mampu memenuhi kebutuhan siswa yang berkemampuan di atas rata-rata dan tidak terkekang oleh siswa yang berkemampuan belajar lebih rendah.

 Di sisi lain, kelemahan metode pembelajaran inkuiri adalah:

a.Waktu belajar, aktivitas, dan keberhasilan belajar sulit dikendalikan.

b.Pembelajaran sulit direncanakan karena bertentangan dengan kebiasaan belajar siswa.

E.Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya, ada lima prinsip utama yang menjadi dasar model pembelajaran berbasis inkuiri ini. Kelima prinsip ini memandu guru untuk secara efektif menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri di kelas mereka.

 Prinsip prinsip tersebut meliputi:

1)Ditujukan untuk pengembangan intelektual.

Keberhasilan proses pembelajaran ini tidak ditentukan oleh menguasai atau tidaknya siswa terhadap materi, tetapi seberapa aktif siswa mencari dan menemukan sesuatu.

2)Prinsip interaksi adalah proses pembelajaran.

Guru membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikirnya melalui dialog.

3)Prinsip bertanya.

 Guru berperan sebagai penanya, mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk menarik perhatian, melacak siswa, mengembangkan dan menguji keterampilan.

4)Prinsip belajar berpikir.

 Belajar merupakan suatu proses berpikir, suatu proses yang mengembangkan potensi seluruh otak, baik belahan kiri maupun kanan.

5)Prinsip keterbukaan.

 Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Siswa harus diberi kebebasan untuk bereksperimen seiring berkembangnya pemikiran logis dan keterampilan penalaran mereka.

F.Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran inkuiri.

Clark dalam Sanjaya mengidentifikasi tiga jenis pendekatan pembelajaran inkuiri: metode Socrates, diskusi terbimbing, dan pemecahan masalah. Ketiga jenis pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Metode Socrates (pedagogi Socrates) adalah model inkuiri yang digunakan untuk merangsang berpikir siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk menyampaikan konsep atau kesimpulan tertentu. Langkah-langkah implementasinya adalah sebagai berikut: Pertama, siswa memasukkan pertanyaan-pertanyaan yang berharga atau kontroversial. Kedua, guru mengajukan pertanyaan sesuai konsep yang terkandung dalam pertanyaan siswa dan mengajukan pertanyaan lanjutan atau menyelidik hingga siswa mampu menjawab pertanyaan kontroversial tersebut dengan kesimpulannya sendiri.

2.Diskusi terbimbing (diskusi yang dimoderatori atau diskusi terbimbing) merupakan model inkuiri yang menggunakan dialog atau diskusi dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Petunjuk penggunaan dilakukan langkah demi langkah. Pertama, perkenalkan siswa pada informasi tentang topik yang dapat diperoleh dari buku, film, foto, masyarakat sekitar, dan lain-lain. Kemudian, mendorong siswa untuk menjelaskan atau memahami prinsip dan kesimpulan dari topik yang disampaikan melalui pertanyaan.

3.Pemecahan masalah merupakan model penelitian yang sangat kompleks, baik dari segi jenis pertanyaan yang diajukan maupun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melaksanakannya. Proses penyelesaian masalah dapat dilakukan secara berkelompok maupun sendiri-sendiri dan harus didukung dengan data yang jelas dan tidak ambigu. Oleh karena itu, implementasinya mungkin memerlukan waktu lebih lama dibandingkan model pertama dan kedua.

G.Langkah-langkah Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan suatu pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui investigasi dan eksplorasi. Metode ini mengajarkan siswa tidak hanya menyerap informasi secara pasif, tetapi juga mencari, merumuskan, dan memecahkan masalah secara sistematis dan kritis. Sanjaya telah menyusun langkah-langkah rinci untuk pembelajaran berbasis inkuiri untuk membimbing siswa memasuki proses pembelajaran yang mendalam dan bermakna.

 Langkah-langkah ini adalah:

1)Orientasi

Langkah-langkah orientasi adalah langkah-langkah yang mendorong lingkungan atau lingkungan belajar yang responsif. Guru merangsang siswa dan mendorong mereka berpikir untuk memecahkan masalah. Inilah yang dapat Anda lakukan selama masa orientasi ini:

a.Mendeskripsikan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa.

b.Mendeskripsikan kegiatan pokok yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan. Fase ini menguraikan langkah-langkah penyelidikan dan tujuan setiap langkah, mulai dari perumusan masalah hingga perumusan kesimpulan.

c.Menjelaskan pengertian topik dan kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mendorong motivasi belajar siswa.

2)Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah langkah yang memungkinkan siswa menyelesaikan masalah, termasuk teka-teki.Teka-teki dalam merumuskan Soal Belajar dikatakan bahwa setiap soal selalu ada jawabannya dan siswa terpacu untuk mencari jawaban yang benar.Proses menemukan jawaban sangat penting dalam strategi investigasi apa pun.

3)Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti. Kemungkinan terjadinya refleksi diawali dari kemampuan setiap individu dalam menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) terhadap suatu permasalahan. Salah satu cara bagi guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada semua anak adalah dengan meminta siswa menghasilkan jawaban tentatif atau tebakan berbeda tentang kemungkinan jawaban terhadap masalah yang sedang diselidiki .

4)Pengumpulan Data

Tindakan mengumpulkan informasi untuk menguji hipotesis yang diajukan dikenal sebagai pengumpulan data.

 Pengumpulan data merupakan aktivitas mental yang krusial dalam strategi pembelajaran berbasis inkuiri. Tugas dan peran guru pada tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran untuk membantu siswa menemukan informasi yang mereka butuhkan.

5)Pengujian Hipotesis

 Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengidentifikasi jawaban yang dianggap dapat diterima berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari pengumpulan data. Hal terpenting dalam menguji hipotesis adalah menentukan tingkat kepercayaan siswa terhadap jawaban yang diberikan. Selain itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan keterampilan berpikir rasional. Artinya, kebenaran suatu jawaban tidak boleh didasarkan pada argumentasi saja, melainkan berdasarkan data yang ditemukan dan dapat diverifikasi.

6)Perumusan kesimpulan

Kesimpulan dibentuk dengan mendeskripsikan hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis. Menarik kesimpulan adalah kunci dalam proses pembelajaran. Untuk membuat penilaian yang tepat, pendidik harus mampu menunjukkan data yang relevan kepada siswa.

H.Peran Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Inkuiri

peranan guru dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

a.Guru sebagai motivator, memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dan semangat untuk berfikir. Memotivasi siswa untuk berpikir lebih aktif dan antusias. Tugas guru adalah memotivasi dan mendorong siswa untuk lebih terlibat dalam pembelajaran. Guru memberikan kesempatan untuk memicu rasa ingin tahu siswa dan mendorong mereka untuk terlibat dalam pemikiran kritis dan kreatif..

b. Guru sebagai fasilitator, memberikan jalan keluar jika siswa mengalami masalah. Guru memberi bantuan kepada siswa dengan menemukan solusi ketika mereka menghadapi kesulitan. Dalam hal ini, seorang guru tidak langsung memberikan jawaban dari masalah, tetapi guru memberikan petunjuk atau panduan yang dapat membantu siswa dalam menemukan jawabannya sendiri.

c. Guru sebagai penanya, guru berperan untuk menyadarkan siswa dari kesalahan dan kekeliruan yang mereka buat. Dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memicu siswa untuk berpikir kritis dan menyadari kesalahan atau kekeliruan yang mereka lakukan sendiri. Dengan memberikan peetanyaan, guru membantu siswa untuk lebih reflektif dan kritis terhadap proses pemikiran mereka.

d. Guru sebagai administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang ada dikelas.Kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Peran ini mencakup pengelolaan administrasi dan dokumentasi yang diperlukan untuk memastikan proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar.

e. Guru sebagai pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Guru pemimpin dan pengarah yang mengarahkan kegiatan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Guru perlu memastikan bahwa setiap kegiatan yang akan dilakukan siswa relevan dan mendukung pencapaian tujuan tersebut.

f. Guru berperan sebagai manajer, dengan tanggung jawab mengelola sumber belajar dan manajemen waktu. Guru secara efektif mengelola sumber belajar, waktu, dan struktur pelajaran. Hal ini meliputi penentuan strategi pembelajaran, pengalokasian waktu, dan penggunaan materi serta bahan pembelajaran yang tepat untuk menunjang proses penelitian.

g. Guru sebagai rewarder, Siswa yang berprestasi sangat baik akan menerima penghargaan. Guru memberikan penghargaan dan pengakuan kepada siswa atas prestasinya. Penghargaan ini dapat berbentuk penghargaan seperti sertifikat, atau pengakuan lainnya. Hal ini dapat memotivasi siswa dan memastikan bahwa siswa terus berprestasi dan merasa bahwa upaya mereka dihargai.

Siswa mengikuti model pembelajaran berbasis inkuiri ini dengan berpartisipasi sebagai subjek dan mengamati pengamatannya sendiri untuk memperoleh pengetahuan tentang apa yang diajarkan oleh guru.

I.Trik Implementasi Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri adalah pendekatan pendidikan yang mengacu pada proses penemuan dan eksplorasi oleh siswa. Metode ini menekankan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran melalui investigasi, penemuan, dan refleksi terhadap pengetahuan yang mereka peroleh. Dengan pembelajaran inkuiri, siswa didorong untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan penelitian yang mendalam. Untuk mengimplementasikan pembelajaran inkuiri dengan efektif, terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh pendidik. Strategi-strategi ini tidak hanya memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam, tetapi juga membantu siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan kolaboratif. Ada beberapa strategi untuk memanfaatkan pembelajaran inkuiri dengan baik, seperti:

1. Pertanyaan Terbuka: Pertanyaan seperti ini bisa menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan memungkinkan siswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek: Berikan siswa proyek dan tugas kompleks yang memerlukan perencanaan, penelitian, dan pencarian solusi. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung dan eksplorasi.

3. Eksperimen dan Observasi: Mintalah siswa untuk melakukan eksperimen dan observasi yang berkaitan dengan topik tertentu.Hal ini akan memberikan siswa kemampuan untuk mengumpulkan sebuah data, menganalisis hasil, dan membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman yang mereka lakukan sendiri.

4. Penelitian Mandiri: Mendorong siswa untuk melakukan penelitian mandiri dengan mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan sumber daya online. Ini membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan mereka untuk mencari informasi dan menemukan sumber-sumber yang dapat dipercaya.

5. Pembelajaran Berbasis Masalah: Mengenenalkan kepada siswa permasalah yang terjadi di dunia nyata yang memerlukan penyelesaian yang menyeluruh. Siswa diharuskan untuk memanfaatkan keterampilan berpikir kritis dan penelitian mereka untuk menyelesaikan suatu masalah.

6. Penyelidikan Ilmiah: Ajarkan siswa dengan membuat rancangan eksperimen, perumusan hipotesis, pengumpulan data, serta menghasilkan kesimpulan. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami struktur ilmu pengetahuan.

7. Kolaborasi: Mendorong siswa untuk melakukan kerja sama dalam sebuah proyek ataupun penyelesaian masalah. Kolaborasi mengajarkan siswa bekerja sama serta berkomunikasi.

8. Berfokus pada Proses: Evaluasi keterlibatan siswa tidak hanya dilakukan pada hasil tetapi juga dalam eksplorasi, penemuan serta proses pembelajaran.

J.Manfaat Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki berbagai manfaat selain mengembangkan keterampilan untuk mencapai tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Manfaat tambahan bagi peserta didik dan guru antara lain:

a) Memperkuat konten kurikulum: Pembelajaran berbasis inkuiri dapat memperdalam penguasaan konten yang relevan dan meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep utama. Hal ini dikarenakan rasa ingin tahu yang merangsang otak untuk menyimpan informasi dalam memori jangka panjang.

b) Menstimulasi otak untuk belajar: Kegiatan inkuiri mendorong rasa ingin tahu dan mempersiapkan otak untuk proses belajar, memungkinkan peserta didik untuk lebih mahir dalam memahami dan mengingat keterampilan serta konsep-konsep yang diajarkan.

c) Meningkatkan pemahaman mendalam: Melalui pembelajaran inkuiri, peserta didik diajak untuk memahami konsep secara lebih mendalam, bukan sekadar menghafal aturan, ide, atau formula. Mereka akan memahami bagaimana ide tersebut dikembangkan dan mengapa aturan atau formula tersebut berfungsi. Kemampuan untuk menerapkan aturan, ide, atau formula dengan benar akan membantu peserta didik merasa memiliki pembelajaran mereka.

d) Meningkatkan nilai pembelajaran: Melalui proses penemuan, peserta didik akan melihat manfaat nyata dari pembelajaran. Mereka akan menghargai hasil yang diperoleh melalui proses penyelidikan dan penemuan mandiri.

e) Membangun inisiatif: Pembelajaran berbasis inkuiri mengajarkan peserta didik cara mengajukan pertanyaan, menyelidiki, berdiskusi, berkolaborasi, bekerja sama, dan mencapai kesimpulan sendiri. Keterampilan ini tidak hanya berguna dalam mencapai prestasi akademis yang lebih tinggi, tetapi juga bermanfaat untuk jenjang pendidikan berikutnya dan di dunia kerja.

K.Tantangan dalam Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

Dalam konteks penerapan di kelas, model inkuiri menghadapi beberapa tantangan menurut Lahadusi:

1. Pembelajaran inkuiri menekankan proses berpikir seimbang antara proses dan hasil belajar. Guru yang terbiasa dengan pola pengajaran tradisional cenderung kesulitan untuk mengubah pendekatan mereka.

2. Budaya belajar siswa sering kali menganggap guru sebagai sumber utama materi, sehingga sulit bagi mereka untuk mengadopsi pendekatan inkuiri yang mendorong eksplorasi mandiri.

3. Ketidak konsistenan dalam sistem pendidikan juga menjadi faktor yang mempengaruhi implementasi model inkuiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun