Mohon tunggu...
Silvia Dwi
Silvia Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

slow but sure

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Detox Digital: Kunci untuk Meningkatkan Produktivitas dan Keseimbangan Hidup

17 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 17 Desember 2024   22:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehidupan di era modern saat ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi yang terus berkembang setiap harinya. Penggunaan perangkat digital telah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari kita, mencakup berbagai jenis individu.

Menurut WebMD, detoks digital adalah upaya untuk membatasi penggunaan perangkat digital dalam jangka waktu tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan perangkat digital yang berlebihan dapat membawa dampak negatif, seperti meningkatkan stres, mengganggu kualitas tidur, dan berhubungan dengan masalah kesehatan mental. Selain itu, perasaan terhubung secara terus-menerus dapat memengaruhi keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, serta menimbulkan perbandingan sosial yang membuat seseorang merasa tertinggal. Melalui detoks digital, seseorang dapat menjalin kembali hubungan dengan orang-orang tercinta, menikmati lingkungan sekitar, dan lebih memahami diri sendiri --- semuanya dengan cara yang sederhana, gratis, dan menyehatkan.

Direktur Jenderal Teguh Setyabudi mengungkapkan bahwa Ditjen Dukcapil telah menyusun data kependudukan per 30 Juni 2024, yang mencatat sebanyak 282. 477. 584 jiwa. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,74 juta jiwa dibandingkan dengan angka pada Semester II 2024. Dari total populasi tersebut, terdapat 142. 569. 663 jiwa penduduk laki-laki dan 139. 907. 921 jiwa penduduk perempuan. Dengan demikian, total pengguna media sosial mencapai 191 juta orang, yang berjumlah 73,7% dari keseluruhan populasi.

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mungkin perlu melakukan detoks digital, antara lain:

1. Merasakan stres jika tidak ada gadget di sekitarnya atau merasa cemas ketika tidak dapat menemukannya.

2. Mengalami dorongan untuk memeriksa smartphone setiap beberapa menit.

3. Merasa murung, cemas, atau marah setelah menggunakan media sosial.

4. Takut ketinggalan informasi penting jika tidak terus-menerus memeriksa perangkat digital.

5. Pola tidur yang terganggu karena lebih memilih menghabiskan waktu bermain di perangkat.

6. Tingkat konsentrasi yang menurun saat melakukan aktivitas tanpa melihat ponsel.

Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, maka Anda mungkin memerlukan detoksifikasi digital.

Ada delapan langkah yang dapat Anda lakukan untuk melakukan detoks digital dengan lebih efektif:

1. Nonaktifkan notifikasi pada perangkat Anda.

2. Jauhkan gadget saat sedang berinteraksi langsung dengan orang lain.

3. Buatlah jadwal khusus tanpa penggunaan gadget.

4. Singkirkan perangkat elektronik dari kamar tidur Anda.

5. Alihkan minat Anda dengan membaca buku.

6. Gunakan satu perangkat pada satu waktu.

7. Hentikan penggunaan media sosial untuk sementara waktu.

8. Selenggarakan akhir pekan bebas gadget dan ubah tampilan layar perangkat Anda menjadi hitam putih.

Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat lebih menikmati waktu tanpa gangguan digital.

Secara bertahap tetapi pasti!

Sebelum melakukan detoks digital, terutama bagi individu yang berencana untuk sepenuhnya menonaktifkan perangkat gadget, disarankan untuk memberitahukan informasi tersebut terlebih dahulu kepada teman, keluarga, maupun individu lain yang mungkin memerlukan keberadaan Anda. Dengan langkah ini, diharapkan tidak akan timbul kepanikan, melainkan terciptanya pengertian dan dukungan dari orang-orang di sekitar.

Selama pelaksanaan digital detox, Anda dapat mencari aktivitas alternatif sebagai pengalihan perhatian. Beberapa aktivitas yang dapat dipertimbangkan antara lain membaca buku, berjalan sore, berolahraga, belajar memasak, memainkan alat musik, atau mengejar hobi-hobi lain yang selama ini diinginkan tetapi belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan waktu.

referensi:

"Detoks Digital", Dikirim: 30 Jun 2023, 10:06

https://rsj.babelprov.go.id/content/detox-digital

"Apa itu Digital Detox?", 

https://psychology.binus.ac.id/2020/04/06/apa-itu-digital-detox/

"Kebahagiaan Meningkat Dengan Detoks Digital", 02 Jan 2024

https://www.darya-varia.com/id/read/kebahagiaan-meningkat-dengan-detoks-digital

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun