“Lapor tuan, bapak presiden dan wakil telah tertangkap oleh para belanda. Sebaiknya tuan bersembunyi sebelum mereka datang” jelas sang Patih.
“tak apa Patih, kita lihat apa yang akan direncanakan oleh para belanda itu”
Dan benar saja, hamengkubuwono IX tidak ditangkap karena kedudukannya yang istimewa, dan dikhawatirkannya mempersulit keberadaan Belanda di Yogyakarta. Belanda pula memberikan tawaran kerjasama, tetapi Hamengkubuwono IX tetap menolaknya.
“bantu saya, sebarluaskan surat ini keseluruh Yogya” perintah Hamengkubuwono IX
Hamengkubuwono IX, diikuti sri paku alam meletakkan jabatan melalui surat yang telah dibuat keduanya. Dengan tujuan masalah pada Yogyakarta menjadi beban para belanda. Dengan demikian juga, Hamengkubuwono IX tidak dijadikan alat untuk membantu mereka dalam menghadapi musuh.
Sementara, dengan sukarela hamengkubuwono IX membantu para pejuang republik Indonesia.
BAB VI
(Serangan umum)
Pada awal Februari, Sultan kemudian bersurat kepada panglima besar jenderal Soedirman. Dengan tujuan mengadakan serangan umum terhadap Belanda pada siang hari.
“saya percaya kepadamu, surat ini harus sampai pada jenderal Soedirman” ucap Hamengkubuwono IX pada seorang kurir yang secara rahasia membantu dalam perjalinan komunikasi dengan jenderal Soedirman yang berkoordinasi dengan Letkol Soeharto.
Kemudian, Letkol Soeharto memerintahkan setiap komandan agar menempatkan pasukan dikota Yogyakarta secara sembunyi – sembunyi sejak malam hari. Dilancarkannyalah serangan umum ini, dengan keberhasilan menaklukkan kedudukan Belanda hanya dalam waktu 6 jam.