Mohon tunggu...
Silvester Detianus Gea
Silvester Detianus Gea Mohon Tunggu... Penulis - "Menulis untuk mengingat, merawat, dan mengabadikan." [Silvester D. Gea]
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah menulis buku bersama Bernadus Barat Daya berjudul “MENGENAL TOKOH KATOLIK INDONESIA: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara” (YAKOMINDO, 2017), Menulis buku berjudul "Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Suku Nias" (YAKOMINDO, 2018). Saat ini menjadi Wartawan komodopos.com (2018-sekarang). Penulis dapat dihubungi melalui email: detianus.634@gmail.com atau melalui Facebook: Silvester Detianus Gea.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Klarifikasi Isu Miring tentang Adat Pernikahan Suku Nias

20 Mei 2019   09:57 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:01 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Niru Anita Sinaga, SH., MH sama sekali tidak khawatir dan curiga karena melihat suaminya sangat baik, sejak mereka pacaran. Bahkan mereka tinggal di rumah mertua, beberapa bulan setelah menikah. Tujuan mereka adalah menyesuaikan diri dengan adat istiadat keluarga suaminya, serta masyarakat dan Gereja. Justru Niru mengenal kehidupan sosial masyarakat dan kehidupan rohani yang baik melalui keluarga mertuanya. 

Niru merasakan betapa mertua laki-laki dan perempuan sangat mengasihinya. Ia tidak pernah merasakan hal-hal negatif  seperti tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh sebagian orang. Selama hampir 30 tahun menikah ia mengalami hal-hal positif.  Ia tidak pernah mendengar dan melihat adanya kebiasaan tersebut dalam masyarakat Nias.

Ia mengajak masyarakat Nias agar tidak takut terhadap isu-isu tersebut. Apabila ada teman-temannya dari Suku Batak yang bertanya tentang isu itu, ia selalu bertanya balik, 'apakah mereka bertanya dalam keadaan waras atau tidak?'

 Apabila tuduhan miring, terhadap adat pernikahan suku Nias itu benar adanya,  maka ia duluan yang melaporkan ke polisi. Ia bahkan menyarankan agar masyarakat Nias tidak perlu menanggapi tuduhan-tuduhan semacam itu. 

"Jangan membuang-buang energy yang tidak perlu" kata intelektual itu dengan tegas. Ia menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan yang sering dilontarkan itu tidaklah benar dan sangat melukai perasaan orang suku Nias. Maka diharapkan masyarakat berhati-hati dalam menyampaikan pendapat tentang adat istiadat suku Nias.

Sumber:

Buku 'Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Suku Nias', karya Silvester Detianus Gea dan H. Lisman B.S. Zebua (YAKOMINDO, 2018).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun