Untuk dapat di analisis menggunakan strukturalisme teks, unsur intrinsik pada sebuah karya sastra merupakan aspek yang paling tepat, seperti: adegan, alur/plot, tokoh/penokohan, latar dan tema.
Unsur Alur/plot
Berdasarkan urutan waktu, alur dibedakan menjadi dua, kronologis dan tidak kronologis. Kronologis menceritakan jalan cerita yang lurus dan maju secara berurutan, sebaliknya tidak kronologis juga dapat disebut regresif flashback menceritakan jalan cerita mundur ke belakang.
Menilik dari film Kucumbu Tubuh Indahku, alur yang disampaikan adalah adalah kronologis, dimana menceritakan Juno dari kecil hingga tumbuh dewasa dengan problematika yang Ia hadapi.
Dilihat dari cara penggambarannya film ini termasuk dalam kategori Récit en parallèle, dimana cerita yang digambarkan secara berurutan, mulai dari dari cerita utama diikuti dengan cerita kedua dan disambung pada cerita – cerita selanjutnya (Peyroutet 2001: 8). Hal tersebut tampak pada empat babak yang disajikan dalam film tersebut, yaitu babak yang pertama terjadi saat Juno kecil hidup sendiri tanpa kehadiran orang tua, yang mulai menaruh minat pada kesenian tari lengger yang ada di desanya. Menjadi bagian anggota rombongan kesenian tari tersebut, Juno dihadapkan pada guru tarinya yang memberikan penjelasan bernada seksual yang terlalu vulgar, bahkan hingga dipaksa melihat alat kelamin milik istri gurunya. Lebih dari itu, Juno dengan mata kepalanya menyaksikan hukuman mati yang dilakukan gurunya kepada seorang murid.
Pada babak kedua, Juno kecil lantas memilih tinggal bersama bibinya, dan mendapat guru tari wanita yang memiliki sifat keibuan padanya. Suatu saat Juno diperintahkan gurunya tersebut untuk meraba belahan dada guru tari wanita tersebut, akibatnya warga menggelandang guru tersebut yang dianggap bertindak asusila.
Di Babak ketiga, Juno sudah menginjak masa remaja, dimana Ia berjumpa seorang petinju bayaran yang memiliki penampilan gagah maskulin, yang tak disangka Ia memiliki ketertarikan kepada petinju tersebut.
Di babak keempat, Ia mendapat ancaman atas kontestasi politik di daerahnya, akibat menolak ajakan berhubungan badan dengan penari yang lebih senior darinya.
Unsur Penokohan
Juno kecil hingga dewasa digambarkan sebagai sosok yang mengalami keraguan hingga akhirnya dihadapkan oleh pertentangan dalam dirinya, sehingga berdampak pada pembawaannya yang tampil kalem dan sabar.
Guru Lengger laki-laki yang diperankan oleh Sujiwo Tejo merupakan sosok yang keras dalam artian pembawaannya, sehingga terkesan sebagai sosok yang otoriter, terlihat jelas dalam adegan Dia (guru lengger) menghukum mati muridnya karena melakukan tindak asusila.
Bibi, peran bibi dalam film ini menampilkan sosok yang tegas, hal ini mungkin karena Dia harus menggantikan sosok Ibu dari si Juno. Terlihat adegan ketegasan Bibi dari caranya memahari Juno saat memasukkan jarinya ke lubang kelamin ayam.