Kualitas keterikatan yang terbentuk antara anak dan pengasuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
-Responsivitas Pengasuh
Salah satu faktor utama yang memengaruhi perkembangan attachment adalah sejauh mana pengasuh responsif terhadap kebutuhan emosional dan fisik anak. Pengasuh yang konsisten, peka, dan dapat diandalkan cenderung membantu anak mengembangkan pola attachment yang aman.
-Ketersediaan Pengasuh
Anak-anak lebih cenderung membentuk keterikatan yang aman jika mereka memiliki pengasuh yang tersedia secara fisik dan emosional. Keterbatasan atau ketidakhadiran pengasuh (misalnya akibat perpisahan yang lama atau pengasuh yang tidak hadir secara emosional) dapat meningkatkan risiko terbentuknya pola attachment yang tidak aman.
-Kepribadian dan Karakteristik Anak
Setiap anak memiliki temperamen dan karakteristik pribadi yang memengaruhi cara mereka membentuk keterikatan. Beberapa anak mungkin lebih mudah untuk merasa nyaman dan aman dalam hubungan, sementara yang lain mungkin lebih sensitif atau cemas terhadap perubahan.
-Faktor Sosial dan Ekonomi
Kondisi sosial dan ekonomi keluarga dapat mempengaruhi kualitas interaksi antara anak dan pengasuh. Keluarga yang mengalami stres atau tekanan ekonomi mungkin kesulitan menyediakan lingkungan yang konsisten dan responsif untuk anak, yang dapat berpengaruh pada pola attachment.
5. Pentingnya Teori Attachment dalam Dewasa
Teori attachment tidak hanya relevan bagi perkembangan masa kanak-kanak, tetapi juga berpengaruh sepanjang hidup individu. Bowlby dan Ainsworth menjelaskan bahwa pola attachment yang terbentuk pada masa kanak-kanak dapat memiliki dampak jangka panjang pada hubungan interpersonal dan kesehatan mental seseorang.