Mohon tunggu...
Silpiah
Silpiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223110028 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 13 - Diskursus G Peter Hoefnagels pada Skema "Criminal Policy" di Ruang Publik di Indonesia

6 Desember 2024   20:17 Diperbarui: 6 Desember 2024   20:21 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks Indonesia, pendekatan ini bisa berupa program pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi kemiskinan yang seringkali menjadi akar dari tindak kejahatan. Misalnya, pemerintah dapat memberikan pelatihan keterampilan kepada kelompok-kelompok yang rentan terhadap kriminalitas, seperti remaja yang putus sekolah, untuk mengurangi potensi mereka terlibat dalam tindakan kriminal.

Teori Penyebab Kejahatan

Dalam kerangka berpikir Hoefnagels, penyebab kejahatan tidak bisa dipandang dari satu perspektif saja. Ia menguraikan berbagai teori yang dapat menjelaskan mengapa seseorang melakukan kejahatan, antara lain:

Teori Biologis/Psikologis: Menjelaskan bahwa beberapa individu mungkin memiliki faktor genetik atau gangguan psikologis yang membuat mereka lebih rentan melakukan kejahatan.

Teori Sosiologis: Berfokus pada faktor-faktor lingkungan sosial, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan kurangnya pendidikan, yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan.

Teori Penyimpangan Budaya: Mengemukakan bahwa perilaku kriminal dapat dipengaruhi oleh norma dan nilai yang berkembang dalam kelompok tertentu di masyarakat.

Teori Kontrol Sosial: Menyatakan bahwa ikatan sosial yang lemah dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat menyebabkan perilaku menyimpang.

Teori Pelabelan (Labeling Theory): Menggambarkan bagaimana individu yang diberi label sebagai "kriminal" oleh masyarakat sering kali menginternalisasi label tersebut dan berperilaku sesuai dengan ekspektasi tersebut.

Why: Mengapa Kebijakan Kriminal Hoefnagels Penting di Ruang Publik Indonesia?

Tingkat Kriminalitas di Indonesia

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal tingkat kriminalitas. Kejahatan kekerasan, korupsi, serta kejahatan kerah putih (white-collar crime) terus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat. Di tengah kondisi ini, pendekatan yang hanya mengandalkan hukuman tanpa adanya pencegahan dan rehabilitasi terbukti tidak cukup efektif. Inilah yang menjadi alasan mengapa gagasan Hoefnagels tentang kebijakan kriminal menjadi sangat relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun