3. Sekolah sebagai Lingkungan Formal
Sekolah memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar tentang norma sosial dan berinteraksi dengan orang di luar keluarga. Guru dapat membantu anak mengembangkan regulasi emosi dan keterampilan sosial melalui pengajaran langsung maupun melalui model perilaku.
Lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-emosional anak, sedangkan sekolah yang penuh tekanan atau kurang mendukung dapat memperburuk masalah emosional dan perilaku.
4. Lingkungan Masyarakat
Komunitas tempat anak tumbuh juga berpengaruh besar. Lingkungan yang aman, mendukung, dan penuh dengan peluang positif dapat membantu anak mengembangkan hubungan sosial yang sehat.
Sebaliknya, lingkungan yang penuh dengan kekerasan, diskriminasi, atau kemiskinan dapat menciptakan stres kronis yang menghambat perkembangan sosial-emosional.
Peran Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional
Budaya adalah sistem nilai, norma, dan kepercayaan yang dianut oleh kelompok tertentu. Budaya menentukan bagaimana individu memahami dan mengekspresikan emosi, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.
1. Norma Budaya dalam Ekspresi Emosi
Setiap budaya memiliki aturan yang berbeda tentang bagaimana emosi harus diekspresikan. Misalnya, dalam budaya Barat, ekspresi emosi seperti kebahagiaan atau ketidaksetujuan sering didorong, sedangkan dalam budaya Timur, menekan emosi untuk menjaga harmoni sosial lebih dihargai.
Anak-anak belajar aturan ini melalui observasi dan interaksi dengan orang di sekitar mereka.