Dalam upacara ini, jarang terjadi percakapan. Saya dan tamu yang hadir lainnya saat itu lebih banyak berdiam ketimbang ditebas pakai katana sama si tuan rumah. Jadilah kami bersantai dan menikmati suasana tenang yang tercipta dari suara air dan api, aroma teh, dan keindahan serta kesederhanaan dekorasi ruangan yang ada.
Setelah teh rampung dibuat, teh dituang ke dalam mangkuk teh, kemudian disajikan kepada para tamu baik oleh tuan rumah atau asisten. Saat meminum teh pun tidak bisa sembarangan. Setelah teh dibuat, lalu disuguhkan kepada tamu dengan mangkuk teh di mana motif mangkuk menghadap tamu sebagai tanda penghormatan.
Setelah selesai memutar mangkuk barulah saya boleh mencicipi teh (1x teguk), setelah itu membisikkan ungkapan yang telah ditentukan kemudian meminum lagi teh tersebut 2-3 kali. Selanjutnya tamu tersebut menyeka bagian pinggir mangkuk itu. Mangkuk diputar kembali ke posisi awal dan diserahkan pada tamu kedua dengan membungkuk.
Proses ini terus dilakukan hingga semua tamu sudah meminum teh dari mangkuk yang sama dan posisi mangkuk kembali ke tuan rumah. Di beberapa upacara, setiap tamu akan meminum teh dari mangkuk masing-masing tetapi urutan minum tehnya sama saja. Apa saya bilang, ribet kan. Tapi menyenangkan dan bikin penasaran. Krompiyang bingits deh.
Cita rasa teh
Sekarang nggak heran kan, di tiap kita menyajikan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, pakai hati dan memberikan yang terbaik dari kita maka hasilnya akan maksimal. Seperti halnya keribetan yang dialami saat membuat teh saat Sado ini, semuanya demi memberikan hasil terbaik kepada para tamu.
Setelah semua tamu mendapatkan teh, tuan rumah akan membersihkan peralatan. Para tamu dapat meminta tuan rumah agar dia dapat memeriksa peralatan-peralatan tersebut, dan setiap tamu dapat mengagumi alat-alat itu. Yah, mungkin aja ada tamu yang saking mupengnya sama benda-benda buatan Jepang tanpa sadar masukin ke kantong celana. Mungkin loh ya!
Akhirnya, tibalah saya di bagian akhir. Bagian di mana tuan rumah kemudian mengumpulkan peralatan, saya dan para tamu lainnya meninggalkan Chasitsu. Tuan rumah membungkuk sebagai ucapan terima kasih dari pintu, dan upacara berakhir.