“Bapak hapal dengan Pancasila?” Presiden Jokowi mencoba mengetes hapalan Pancasila laki-laki tersebut.
“Hapal, Pak!”
“Cobi dipun waos (coba Anda bacakan)”.
“Pancasila. Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa; Dua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; Tiga, Persatuan Indonesia, Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; Lima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia!” Pak Rohimin membaca dengan lantang dan runtut.
Tampaknya Presiden manggut-manggut sebagai tanda perasaan puas bahwa warga masyarakatnya di Batang, Jawa Tengah, ternyata masih ada yang menghapal Pancasila dengan baik.
“Hadiah-e nopo, Pak (hadiahnya apa, Pak?)?” Pak Rohimin menagih ‘hadiah’ pada Presiden.
“Durung-durung wis njaluk hadiah (belum-belum sudah minta hadiah),“ celetuk Presiden.
Saya tersenyum. Pak Jokowi ternyata bisa memerankan sebagai Presiden dan ‘dalang’.
18 Juni 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H