“Setuju bapak-bapak, ibu-ibu!!” tegas Presiden Joko Widodo.
“Setuju....” dijawab serentak oleh warga masyarakat dengan nada tidak kompak.
“Setujunya koq ndak mantab,” timpal Presiden.
Saya tertawa terbahak-bahak sendiri.
Setelah si Ibu, Bapak Presiden memanggil seorang warga laki-laki untuk mendekat ke panggung.
“Asmane sinten (nama bapak, siapa), Pak?” Tanya Presiden.
“Rohimin!” jawab laki-laki itu tegas.
Selanjutnya Pak Rohimin dengan penuh percaya diri berbasa-basi membuka percakapan dengan Presiden.
“Terima kasih atas waktu yang telah diberikan kepada saya untuk dapat berdiri..” ucap Pak Rohimin.
“Pak Rohimin, sampeyan jangan pidato lho!” potong Presiden sambil bercanda.
Saya kembali tertawa terbahak-bahak. Dalam pendengaran saya, terdengar tawa membahana dari hadirin undangan yang berada di tempat upacara peresmian itu.