Mohon tunggu...
Sigit Kristiantoro
Sigit Kristiantoro Mohon Tunggu... Guru - Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita

Menggali dan mencintai filosofi dari banyak peristiwa dan pengalaman, termasuk dari dunia pendidikan (Bekerja di Yayasan Tarakanita).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Multiliterasi, Pembelajaran Berperspektif Kompetensi Masa Depan

14 November 2024   10:28 Diperbarui: 14 November 2024   10:49 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejalan dengan siklus belajar multiliterasi (Marocco, 2008) yang melingkupi lima tahapan: Engage (melibatkan), Respond (merespon), Elaborate (mengelaborasi), Revisit (meninjau ulang), dan Represent (mempresentasikan), diperlukanlah strategi praksis pembelajaran yang mewadahi kompetensi dasar literasi, yaitu:

Pertama: Perbanyak dan perkuat kegiatan "membaca kritis" yang dimulai dari terampil memilih bacaan yang tepat dan sesuai dengan isi materi pelajaran, memahami organisasi teks (struktur dan jenis wacana), mengkritisi teks (menguji kebenaran, akurasi sumber, dan kelengkapan data), dan membangun makna kata (memahami etimologi, arti, dan maknanya sesuai mata pelajaran tertentu).

Kedua: Menuliskan ide/gagasan sesuai dengan materi yang dipelajari, dibaca, diteliti, diobservasi, dan diparafrase dalam berbagai bentuk laporan penelitian, catatan lapangan, intisari bacaan, sinopsis, teks visual (tabel, grafik, gambar, dll), resensi, tanggapan kritis, dan berbagai jenis tulisan yang lain. Tulisan yang dihasilkan juga harus sesuai dengan jenis/genre, tujuan/maksud, dan untuk siapa sasaran tulisan tersebut dibuat.

Ketiga: Berbicara/Presentasi sesuai dengan kaidah tujuan berbicara, ragam kegiatan berbicara (diskusi, debat, paparan, dll), sarana/media yang digunakan sesuai dengan substansi teks/materi yang dipelajari, memberi ruang komunikasi efektif, dan juga memenuhi kriteria etis dalam berbicara.

Ruang Terbuka: Peluang dan Tantangan

IKM yang memberikan "kebebasan" setiap satuan pendidikan untuk merancang dan mendesain pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik menghadirkan oase dan kesempatan untuk melakukan eksplorasi pembelajaran baik model, metode, media, maupun strateginya. Hal tersebut sekaligus memberikan kesempatan kepada sekolah-sekolah untuk menemukan bentuk terbaiknya dalam memfasilitasi belajar peserta didiknya. 

Implementasi model pembelajaran berbasis proyek (PjBL), berbasis masalah (PBL), dan berbasis riset (RBL) menjadi contoh bagaimana sekolah melalui para guru memberi ruang eksplorasi dan sekaligus interaksi belajar antara guru dengan peserta didik yang berorientasi pada pengembangan kompetensi Abad-21.

Tantangan terbesar dari merancang dan memfasilitasi pembelajaran yang berorientasi pada "pembebasan" peserta didik tidak lain terletak pada mengubah mindset dan membangun kapasitas dan kapabilitas pengajaran guru sesuai dengan karakteristik perkembangan jaman dan kebutuhan peserta didik. 

Meski demikian, tantangan tersebut sekaligus dapat ditempatkan sebagai peluang bagi upaya berkelanjutan pengembangan kompetensi para guru agar dimampukan memfasilitasi pembelajaran yang berorientasi pada:

Pertama, menghubungkan materi yang dipelajari dengan apa yang peserta didik ketahui (pentingnya tes diagnostik dan pre-knowledge).

Kedua, menghubungkan materi bahasan dengan kehidupan nyata dan isu-isu kontemporer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun