Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa "Bully" Jokowi dan PSI? Ini Alasannya

4 Maret 2018   23:49 Diperbarui: 5 Maret 2018   00:41 2101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, PSI hanya kumpulan anak - anak muda kok bisa lolos ? Spekulasi pun ditiupkan PSI adalah partai istana, partai Jokowi, apalagi petinggi PSI punya akses secara resmi bertemu Presiden tak lama dinyatakan lolos KPU.  Kalau meneliti partai tak lolos KPU ada PKPI dimana Hendropriyono adalah pendukung militan Joko Widodo.  Kok tidak bisa lolos? Otomatis opini atas PSI sebagai partai pro-pemerintah sehingga diloloskan KPU otomatis gugur.

3. PSI adalah Komunis "Zaman Now"

Bila menilik tuduhan ini jelas sekali, siapa penghembusnya. "Stigma Komunis" dihembus - hembuskan sebagai "public enemy" untuk mengarahkan opini publik PSI identik Komunis gaya baru.

Pada sisi lain opini publik diarahkan  untuk memuja pahlawan"zaman old" yang menitis pada partai - partai baru. Isu kebangkitan Komunis jelas dihembuskan oleh kelompok yang di masa lalu pernah berjaya dan berkuasa 32 tahun di negeri ini. Siapa lagi kalau bukan kelompok Orde Baru, patut dicatat Orba mewariskan kemunduran bagi Indonesia. Sekolah gratis, asuransi kesehatan sosial, teansportasi publik yang beragam seharusnya bisa kita nikmati 30 tahun lalu. 

Faktanya Orba mewariskan hutang negara,  terkurasnya sumber daya alam oleh asing, eksplorasi hutan, pembagian kue ekonomi terpusat kepada keluarga penguasa dan kroninya, serta budaya korupsi akut.

4. Ketakutan PSI Mengikis Pemilih Partai Lain

Alasan ini keempat ini mungkin mengada-ada, tapi bila simpati generasi millenial ke PSI menjadi sangat mungkin. Generasi millenial dan generasi "Y" potensial suara, mereka masuk dalam kategori pemilih muda.

"Berdasarkan pendataan data pemilih, pemilih berusia 17-38 tahun mencapai 55 persen dari jumlah total pemilih pada Pemilu 2019," kata Sirajuddin Abas, Dir Program SMRC pada diskusi "Menakar Cawapres 2019" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (Republika, 9/11).

Catatan dari Kemendagri potensi pemilih di tahun 2019 sebanyak 196,5 juta orang dipastikan memiliki hak pilih (sindonews 16/12/2017). Tentu bukan jumlah yang kecil potensi pemilih dari PSI, tentu data ini membawa kekuatiran partai lama dan partai baru yang belum jelas basis massa pemilihnya.

5. PSI adalah partai dari pengikut Ahok

Tuduhan ini paling sering terdengar dan paling sering menjadi bahan "bully" mengingat Ahok saat ini terpidana oleh kasus penodaan agama. Meski begitu, siapa pun warga negara Indonesia memiliki hak konstitusi termasuk hak politik. Lain soal bila pengadilan mencabut hak politiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun