"Ini mungkin sudah puncak gunung es, tapi jangan tunggu meledak baru kita bergerak. Inilah wake call untuk menghadirkan negara",tegas Yanuar.
Yanuar mengharapkan penanganan soal Papua tidak mengggunakan cara - cara umum, tapi harus disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat.
"Jangan intervensi Papua dengan cara Jakarta, harus disesuaikan dengan yang disana",tambahnya.
Kapuspen TNI, Mayjen Sabrar Fadhillah mengungkap pihak TNI ikut terjun mengatasi kasus ini lewat Dandim setempat bersama tim terpadu dari Pemda Papua dan berbagai kementerian terkait.
Untuk menindaklanjuti penanggulangan sampai tuntas, TNI sudah memberikan tim medis tanggal 25 Januari 2018 dengan mengadakan flying doctor, dokter sampanye, dokter perahu. Masa pelayanan tim ini sampai satu tahun di lokasi KLB.
Semoga persoalan KLB Asmat menjadi pelajaran, terutama untuk Pemda II agar lebih pro-aktif melayani dan memantau jaring pengaman sosial di wilayahnya.