Semestinya, kominukasi publik HR di lingkungan kantor harus bermutu dan berkualitas. HR harus mampu mengendalikan situasi dan mengomunikasikan dengan baik ketika terjadi ketidakjelasan informasi. Sehingga iklim kantor selalu sehat.
5. Pembiaran konflik internal.
"Biarin aja itu konflik, palingan nanti mereka baikan dengan sendirinya, enggak usahlah ditindak lanjuti."
Ya, situasi di atas adalah pembiaran konflik. Kalau seperti itu yang diterapkan, maka konflik bukannya selesai tetapi malah semakin pelik dan meledak jadi perpecahan. Satu tim yang awalnya kompak berubah jadi kelompok-kelompok kecil yang saling menjatuhkan.
Jadi, kalau ada konflik dalam lingkungan kantor itu jangan dibiarkan. HR harus mengambil peran serta untuk menetralisir konflik, sehingga iklim kantor kembali sehat.
6. Fokus ke target pencapaian, lupa kesejahteraan kesehatan mental.
Terlalu fokus pada pencapaian tapi mengabaikan kesehatan mental karyawan. HR lupa kalau dibalik target pencapaian ada manusia. Ada karyawana yang burn out dan demotivasi karena digeber dengan beban pencapaian target.
Oleh karenanya, HR juga harus empati terhadap kesehatan mental karyawan ini. Kesejahteraan mengenai kesehatan mental ini harus jadi pertimbangan dakam pencapaian target.
7. Gagal beradaptasi dengan dinamika zaman karena sikap anti perubahan.
Ya, kesalahan berikutnya adalah keegoisan HR karena sikap anti perubahan, sehingga kantor berjalan ditempat, padahal harusnya HR harus mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan zaman.
------