Kita harus empati bagaimana perjuangan petugas sampah yang harus dihadapkan beragam jenis sampah campur aduk yang berpotensi membahayakan fisik dan kesehatan mereka.
Jadi kalau mau membuang sampah pecahan beling seperti pecahan gelas, botol, piring hingga pecahan kaca lainnya haruslah bijaksana. Jangan hanya dibungkus pakai kantong plastik kresek doang.Â
Tapi pecahan beling tersebut perlu dihancurkan dulu menjadi sangat halus dengan palu, sekaligus hal ini juga untuk mempermudah proses daur ulang.
Setelahnya letakkan buntelan plastik yang berisi pecahan beling yang telah dihaluskan tersebut ke dalam kardus, terus bubuhkan keterangan tulisan pada kardus dengan ukuran font jumbo dan bold. “HATI-HATI PECAHAN BELING." Berbuat seperti ini kita bisa empati dan mengingatkan petugas sampah.
Kemudian membuang sampah tusuk sate bekas makan sate ayam, cilok, pentol, sempol atau telur gulung dan atau makanan yanh menggunakan tusukan, agar setelah beres makan, kumpulkan tusukan untuk ditumpulkan ujungnya dengan cara dibengkokkan.
Kalau sudah bengkok atau patah, bungkus dengan kertas dan bungkus kembali dengan plastik bekas dan berikan keterangan isi bungkus sampah adalah bekas tusukan sate.Â
Atau bisa juga dibungkus dengan cara dimasukkan ke dalam botol bekas minuman air mineral dan bubuhkan keterangan sampah bekas tusukan sate. Bisa dilakukan juga adalah memendam sampah bekas tusukan sate ke dalam tanah, karena tusuk sate masuk dalam jenis sampah organik.
Nah, itulah yang bisa saya bagikan dari pengalaman saya yang pernah kena naas terluka akibat sampah pecahan beling ini. Semoga apa yang telah saya bagikan ini bisa menjadi wawasan kita bersama.
Demikian artikel ini.
Artikel ke-2 tahun 2024.