Intinya jangan keseringan lembur kalau enggak urgent, supaya kerja enggak sampai harus dilembur, maka Anda perbaiki manajemen kerja Anda, ini baru langkah bijak yang elok.
Daripada hari-hari Anda hanya untuk kerja, kerja, kerja, dan kerja terus dan lelah, lelah, dan lelah terus atas nama "lemburitas", loyalitas dan dedikasi tapi akhirnya Anda kena "tipes", alias tumbang jatuh sakit, lebih baik mengutamakan kualitas hidup dengan keseimbangan antara kerja dan kehidupan keseharian atau worklife balance.
Coba saja, kalau Anda pada akhirnya jatuh sakit, siapa yang paling kasihan dan terdampak? Siapa coba? Tentu saja Anda sendiri dan keluarga bukan? Iya kan! Ini fakta loh!
Yang jelas juga, bila overwork ini jadi budaya kerja, maka secara simultannya ke depan akan berdampak seperti di antaranya:
1. Minimnya waktu bersama keluarga atau sanak famili.
Ya, ini adalah fakta bahwa overwork bakalan bikin lupa keluarga, jelas banget sudah kan. Jadi bila overwork ini mendampaki, maka patut direformasi, bahwa keluarga tetap memegang peranan penting dalam kehidupan keseharian.
Jadi bagaimana?
Ya, jangan lupa untuk membagi waktu yang adil untuk keluarga dan sanak famili. Jangan hanya asyik dan umek dengan kerjaan doang, eh sampai lupa kepada keluarga, biar bagaimanapun waktu bersama keluarga itu perlu dan penting.
2. Hilangnya waktu untuk mengeskplorasi diri.
Perlu juga Anda sadari, bila Anda dalam hari-hari kerja Anda tapi Anda terus-terusan terkungkung dalam overwork ini, maka Anda akan semakin kehilangan daya kreatifitas.