*Alasan ketiga, kandidat kerap meng-ghosting rekruter, sehingga ketika kandidat melakukan lamaran kerja di tempat lain atau menjalani prosesi wawancara di tempat lain ternyata kandidat sudah ditandai pernah melakukan ghosting*
Kandidat sudah dimyatakan lulus prosesi wawancara, dan diminta untuk datang lagi dalam rangka melanjutkan seleksi ketahapan yang berikutnya, eh tapinya kandidat hilang tanpa jejak alias meng-ghosting rekruter.
Tentu saja hal yang begini ini sangat membuat kecewa rekruter, jadilah rekruter merekomendasikan blacklist pada kandidat yang begini ini kepada sesama rekruter lainnya.
Oleh karenanya, agar dapatnya jangan melakukan tindakan meng-ghosting rekruter ini, kalau memang kandidat tidak berminat lagi, ketika dihubungi lebih baik katakan baik-baik dan terbuka dengan penjelasan dan alasan yang logis.
Atau setidaknya memberikan informasi sebelum tenggat waktu seleksi tahap selanjutnya, bahwa kandidat tidak lagi berminat dan tentunya dengan penjelasan dan alasan yang logis.
Dengan begini, pihak rekruter akan dapat memakluminya, sehingga tidak akan melakukan blacklist kepada para kandidat.
Nah, itulah kira-kira yang bisa penulis informasikan terkait alasan sebab kenapanya rekruter kerap berlaku mem-blacklist pelamar kerja atau kandidat, termasuk solusinya agar bagaimana sebaiknya kandidat tidak sampai kena blacklist oleh rekruter.
Demikian kiranya artikel ini, semoga bermanfaat.
Artikel ke 131 tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H