Yang pasti, kalau praktik sikap dan perilaku memantas-mantaskan diri dan merasa paling ini terjadi pada diri dan tidak diatasi maka akan berdampak pula pada gangguan kepribadian bahkan kesehatan mental dapat terganggu.
Bisa-bisa seseorang akan mengalami gangguan kepribadian, mental, dan kejiwaan, seperti di antaranya, megalomaniac, narsisistic, druning-krueger efect, overthinking, dan bermacamnya yang sejenis.
Jadi, daripada berpolah flexing (memantas-mantaskan diri dan merasa paling) tapi nantinya kepradah lebih baik bertindak positif dengan memperkuat personal branding.
Dengan cara apa?
1. Menerapkan Grit and Humility secara wawas.
Menerapkan grit dalam diri ini merupakan langkah wawas dalam rangka mengukur sifat, kapasitas, dan kegigihan tanpa terlalu peduli dengan penghargaan, pengakuan orang lain, prinsipnya adalah yang penting kerjakan dahulu dengan baik dan berbuat dahulu yang terbaik.
Jangan ketinggalan untuk mengombinasikannya dengan humility dalam diri sebagai langkah wawas dalam rangka mengukur kemampuan diri dalam hal wawas menghargai orang lain, wawas mengukur kekuatan orang lain, dan wawas terhadap kemampuan orang lain.
2. Menerapkan ketabahan ketika mengalami embrace failure.
Langkah berikutnya adalah wawas diri untuk bisa menerima kegagalan (Embrace Failure) untuk berprinsip yakin bisa bangkit dengan segera.
Dengan begitu, diri akan selalu tangguh menghadapi tantangan, dan akan berusaha melampaui batas diri bukan karena kesombongan dan pamer, tapi berpacu dengan inovasi dan kreatifitas dan selalu terus berupaya menjadi pembelajar yang bijak.
3. Menjadi pribadi yang SMART.