Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Suka Memantas-mantaskan Diri di Kantor, Kenapa?

12 Maret 2023   11:24 Diperbarui: 13 Maret 2023   12:04 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Karyawan berperilaku memantas-mantaskan diri | Sumber Foto via Freepik.com

Yang pasti, kalau praktik sikap dan perilaku memantas-mantaskan diri dan merasa paling ini terjadi pada diri dan tidak diatasi maka akan berdampak pula pada gangguan kepribadian bahkan kesehatan mental dapat terganggu.

Bisa-bisa seseorang akan mengalami gangguan kepribadian, mental, dan kejiwaan, seperti di antaranya, megalomaniac, narsisistic, druning-krueger efect, overthinking, dan bermacamnya yang sejenis.

Jadi, daripada berpolah flexing (memantas-mantaskan diri dan merasa paling) tapi nantinya kepradah lebih baik bertindak positif dengan memperkuat personal branding.

Dengan cara apa?

1. Menerapkan Grit and Humility secara wawas.

Menerapkan grit dalam diri ini merupakan langkah wawas dalam rangka mengukur sifat, kapasitas, dan kegigihan tanpa terlalu peduli dengan penghargaan, pengakuan orang lain, prinsipnya adalah yang penting kerjakan dahulu dengan baik dan berbuat dahulu yang terbaik.

Jangan ketinggalan untuk mengombinasikannya dengan humility dalam diri sebagai langkah wawas dalam rangka mengukur kemampuan diri dalam hal wawas menghargai orang lain, wawas mengukur kekuatan orang lain, dan wawas terhadap kemampuan orang lain.

2. Menerapkan ketabahan ketika mengalami embrace failure.

Langkah berikutnya adalah wawas diri untuk bisa menerima kegagalan (Embrace Failure) untuk berprinsip yakin bisa bangkit dengan segera.

Dengan begitu, diri akan selalu tangguh menghadapi tantangan, dan akan berusaha melampaui batas diri bukan karena kesombongan dan pamer, tapi berpacu dengan inovasi dan kreatifitas dan selalu terus berupaya menjadi pembelajar yang bijak.

3. Menjadi pribadi yang SMART.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun