Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

8 Tanda Ketika Kantor Mulai Toxic dan Solusi yang Bisa Diterapkan

7 Maret 2023   14:27 Diperbarui: 8 Maret 2023   00:25 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Kantor dengan situasi yang Toxic | Sumber Foto Via Freepik.com

Lingkungan kerja kantor yang sehat dan kondusif, tentunya akan berdampak positif bagi karyawan, situasi yang tercipta bersahabat, rekan kerja yang saling mendukung serta atasan yang bijak dan dapat mengkoordinir bawahannya dengan baik. 

Sehingga dapat membuat karyawan nyaman bekerja, kantor juga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, serta kesehatan mental karyawan terawat dengan baik.

Begitulah seharusnya iklim yang tercipta dalam suatu kantor yang profesional sehingga kantor tidak hanya menjadi kantor saja, tapi menjadi rumah yang nyaman bagi penghuninya dan karyawan merasa tenang dan betah bekerja.

Namun pada praktiknya, ternyata tidaklah sedikit justru yang terjadi adalah sebaliknya, iklim kantor yang tercipta tidak nyaman dan berubah jadi toxic, sehingga membuat tidak betah penghuninya dan berdampak pada kinerja karyawan dan kantor.

Hal yang agak mirisnya lagi adalah, suatu kantor ataupun karyawannya justru tidak menyadari ketika iklim di kantor ini mulai berubah jadi toxic, padahal dirasakan tapi tidak merasa, sehingga solusi untuk mengatasinya pun jadi sering terlambat. 

Akhirnya karena sudah terjadi ketelanjuran, malah berdampak pada eksistensi kantor, karyawan banyak yang minggat, produktivitas dan kinerja kantor merosot drastis, akhirnya colaps.

Nah, berkaitan dengan itu, melalui artikel ini, penulis ingin menginformasikan beberpa hal yang menjadi tanda-tanda mulai berubahnya iklim suatu kantor mengarah ke situasi yang toxic dan solusi yang kira-kira bisa diterapkan untuk mencegah dan bertahan dalam iklim toxic di kantor ini.

Apa sajakah tanda-tanda ketika iklim kantor mulai berubah jadi toxic tersebut?

Ilustrasi Gambar Kantor dengan situasi yang Toxic : Sumber Foto Via Freepik.com
Ilustrasi Gambar Kantor dengan situasi yang Toxic : Sumber Foto Via Freepik.com

1. Intuisi mulai peka dengan adanya ketidak beresan suasana kantor.

Biasanya, ketika ada perubahan iklim dari yang semula nyaman terus perlahan berubah jadi tidak nyaman itu intuisi ataupun insting akan mulai bereaksi, seperti misal mulai tidak ramahnya respon rekan kerja misalnya, mulai dinginnya sikap atasan misalnya dan sebagainya.

2. Komunikasi dalam lingkungan kantor mulai menimbulkan konflik.

Jalinan komunikasi yang biasanya ramah tamah, lancar, dan saling mengisi mulai berubah sering terjadi miskomunikasi, koordinasi antar rekan kerja mulai saling melambung kanan dan kiri sehingga memperparah miss komunikasi.

3. Di antara karyawan sudah mulai terjadi salah paham, saling berpihak sana sini, dan office politic.

Berikutnya adalah munculnya kubu-kubuan atau office politic dalam suatu kantor, sehingga semakin memperparah konflik hingga menciptakan persaingan yang tidak sehat dan perang dingin dan adu domba di antara sesama karyawan maupun atasan.

4. Mulai terjadi drama-drama konflik yang intensitasnya semakin meruncing.

Konflik itu wajar, perdebatan itu wajar, namun bagaimana kalau konflik ini intensitasnya semakin runcing dan meninggi sampai berdampak pada keretakan hubungan antar karyawan maupun atasan, tentu hal ini adalah di luar batas kewajaran.

Ilustrasi Gambar Kantor dengan situasi yang Toxic : Sumber Foto Via Freepik.com
Ilustrasi Gambar Kantor dengan situasi yang Toxic : Sumber Foto Via Freepik.com

5. Atasan mulai sering menyalahkan.

Atasan mulai sering marah-marah dan menyalahkan akibat terbawa iklim office politic, sering blunder dengan mengambil keputusan sepihak, dan mulai tidak obyektif dalam memimpin dan memberi punishment.

6. Atasan mulai menunjukan gejala otoriter.

Tetiba atasan mulai berubah menjadi otoriter, enggak mau menerima saran dan masukan, gampang terkena "angin jelek" atau mulai mudah terkena hasutan sehingga sering pula membuat kebijakan atau keputusan yang "nyeleneh" dan tidak bijaksana.

7. Interaksi antar karyawan sudah mulai merenggang atau saling jaga jarak.

Tetiba rekan kerja mulai saling jaga image, saling jaga jarak, sehingga semakin berdampak pada merenggangnya hubungan baik itu komunikasi dan koordinasi. 

8. Kesempatan berkreatifitas mulai terhambat.

Kreativitas sejatinya adalah bagian dari kemampuan meningkatkan kualitas, tapi tetiba mulai disalahkan, dianggap tidak berguna, dan dianggap cari muka, padahal kreatifitas tersebut demi kantor.

Nah, kurang lebihnya, delapan hal di ataslah yang secara umumnya menjadi pertanda mulai berubahnya iklim suatu kantor mengarah ke toxic.

Lantas, bagaimanakah solusi yang bisa diterapkan? 

Ilustrasi Gambar Kantor dengan situasi yang Toxic : Sumber Foto Via Freepik.com
Ilustrasi Gambar Kantor dengan situasi yang Toxic : Sumber Foto Via Freepik.com

Seharusnya yang bertindak mengatasi kalau iklim kantor berubah menjadi toxic itu adalah user atau para unsur atasan, mereka inilah yang semestinya paling dahulu mengetahui kalau kantor sudah mulai enggak beres karena berubah jadi toxic. Jadi ya tinggal bagaimana mereka saja bisa peka ketika kantor mereka berubah jadi toxic ini.

Tapi, bagaimana solusinya kalau user ataupun atasan tidak menyadari bahwa kantor telah berubah jadi toxic?

1. Tetap fokus dan bekerja secara profesional.

Upayakan Anda tetap fokus dan tetap bekerja secara profesional meskipun sedang berada pada lingkungan yang kurang baik ini. Hal ini juga akan semakin membentuk mental dan membuat Anda semakin kuat bertahan meskipun banyak tekanan serta memiliki lingkungan yang buruk. 

Tetap optimis dan menanamkan keyakinan bahwa masa-masa sulit seperti ini tentunya akan berakhir, yang penting Anda terus bekerja secara profesional.

2. Tetap menjaga pikiran selalu positif.

Salah satu indikator penyebab keselamatan kerja berdasarkan keadaan tempat lingkungan kerja yang berubah menjadi toxic adalah menjaga pikiran selalu positif, tidak ambil perduli atas apa yang terjadi, yang penting kerja selesai habis perkara.

3. Perbanyak Sabar.

Salah satu hal yang harus diperbanyak ketika berada pada lingkungan yang kurang baik atau toxic di tempat kerja ini adalah sabar, tahan emosi agar tidak stres dan depresi, terpenting kerjaan tuntas, terus pulang tenggo.

4. Rencanakan strategi resign.

Bagi Anda yang bekerja di instansi swasta, maka pilihan resign bisa Anda tempuh dan adalah jalan terakhir kalau situasi kantor sama sekali tidak ada perubahan.

Bahkan malah makin parah toxic-nya, jangan takut untuk meninggalkan posisi Anda saat ini, kesehatan mental dan diri Anda jauh lebih penting dari sekadar pekerjaan Anda. 

Tapi, bagi Anda yang bekerja di instansi negeri, ya harap bersabar dan terus bersabar, yang penting tetap terapkan tiga solusi yang sebelumnya untuk bertahan dan sembari cari celah dan timing yang tepat untuk berupaya menginformasikannya pada user ataupun para atasan terkait terjadinya iklim yang toxic di kantor.

Nah, inilah yang bisa penulis bagikan terkait tanda-tanda yang perlu diketahui, termasuk upaya mengatasinya, ketika kantor mulai berubah iklimnya menjadi toxic.

Mudahan dengan adanya artikel ini setidaknya bisa menjadi timbang saran untuk mendeteksi dini perubahan iklim kantor kearah toxic sehingga tidak terlambat dalam mengatasinya.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Artikel ke-49, tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun