Tetiba atasan mulai berubah menjadi otoriter, enggak mau menerima saran dan masukan, gampang terkena "angin jelek" atau mulai mudah terkena hasutan sehingga sering pula membuat kebijakan atau keputusan yang "nyeleneh" dan tidak bijaksana.
7. Interaksi antar karyawan sudah mulai merenggang atau saling jaga jarak.
Tetiba rekan kerja mulai saling jaga image, saling jaga jarak, sehingga semakin berdampak pada merenggangnya hubungan baik itu komunikasi dan koordinasi.Â
8. Kesempatan berkreatifitas mulai terhambat.
Kreativitas sejatinya adalah bagian dari kemampuan meningkatkan kualitas, tapi tetiba mulai disalahkan, dianggap tidak berguna, dan dianggap cari muka, padahal kreatifitas tersebut demi kantor.
Nah, kurang lebihnya, delapan hal di ataslah yang secara umumnya menjadi pertanda mulai berubahnya iklim suatu kantor mengarah ke toxic.
Lantas, bagaimanakah solusi yang bisa diterapkan?Â
Seharusnya yang bertindak mengatasi kalau iklim kantor berubah menjadi toxic itu adalah user atau para unsur atasan, mereka inilah yang semestinya paling dahulu mengetahui kalau kantor sudah mulai enggak beres karena berubah jadi toxic. Jadi ya tinggal bagaimana mereka saja bisa peka ketika kantor mereka berubah jadi toxic ini.
Tapi, bagaimana solusinya kalau user ataupun atasan tidak menyadari bahwa kantor telah berubah jadi toxic?
1. Tetap fokus dan bekerja secara profesional.