Wakil tetap harus mendukung pemimpinnya, namanya juga wakil, jelas tidak bisa di atas pemimpinnya, wakil tetap harus sejalan dengan pemimpinnya.
Yang jelas, ketika dinamika seni memimpin antara pemimpin dan wakilnya bermetamorfosa menjadi matahari kembar, tidak lagi ada harmonisasi dan sinergi sesuai dengan tupoksinya masing-masing, maka yang akan menjadi korban adalah para bawahannya dan rakyatnya.
Sebab, kalau keberadaan dua pemimpin sederajat bagai matahari kembar, pasti akan menyebabkan kekacauan organisasi, akan terjadi konflik kepentingan yang pada akhirnya terjadi dualisme kepemimpinan.
Dualisme kepemimpinan oleh dua orang pemimpin yang memiliki kewenangan dan otoritas yang sama dan dalam periode kepemimpinan yang sama dalam sebuah organisasi pasti akan menimbulkan dampak negatif.
Karena pada akhirnya, dualisme kepemimpinan berujung pada perebutan pengaruh dengan segala cara, chaos, akibat terdapat konflik kepentingan yang hampir tidak mungkin didamaikan.
Ya, begitulah kiranya gambaran bagaimana kalau dalam suatu organisasi itu ada matahari kembar, organisasi bisa pecah kalau matahari kembar ini tidak ada yang mau mengalah.
Karena apa, ya akan terbentuk dua kubu atau polarisasi dalam organisasi, ada kubu yang mendukung pemimpinnya ada kubu yang mendukung wakilnya.
Mundurnya lucky hakim kalau dicermati dari sisi positifnya sebenarnya ada hikmahnya dan ada bagusnya, yaitu menghindari ataupun mencegah konflik matahari kembar terus terjadi dalam organisasi.
Ini bukan berarti penulis mendukung Lucky, tapi murni mengambil sisi positif dari apa yang menjadi keputusan Lucky tersebut.
-----
Jadi, pemimpin dan wakilnya dalam suatu organisasi itu adalah amanah kepercayaan organisasi, sehingga agar kompak dan solid dalam membawa roda organisasi haruslah satu kemudi.Â