Ya, salah satu harmonisasi antara work dan life yang dapat diterapkan agar work bukan diangggap sebagai beban (negatif) adalah menjadikan pekerjaan itu seni dan hobi.
Niscaya kalau pekerjaan jadi seni dan hobi bagi kita, maka rasa keberterimaan dalam diri pun akan terbangun, sehingga munculah passion, dan pada akhirnya keselarasan pun terbangun.
2. Bersahabat dengan tantangan.
Di manapun kita bekerja pasti ada tantangan begitupun juga dalam menjalani kehidupan keseharian masing-masing.
Di sinilah terkadang worklife balance malah disalah artikan, sehingga justru ketika harus berbenturan dengan tantangan malah lari dari realita dengan alasan menyeimbangkan work dan life, padahal tetap saja tantangan itu terus merongrong diri.
Nah, sebaiknya hadapi tantangan tersebut, jangan dilupakan dengan alasan menyeimbangkan kehidupan dan pikiran, hadapi tantangan dengan cara bersahabat dengan berjibaku dengan realita, kelak kedepan niscaya pasti akan dapat dituntaskan.
3. Menyelaraskan diri dengan target dan kemampuan diri yang realistis dalam pekerjaan, kehidupan, dan keluarga.
Target baik itu dalam pekerjaan dan kehidupan haruslah realitistis, tidak perlu berekspektasi terlalu tinggi, yang wajar dan logis saja dengan berkaca pada kemampuan diri masing-masing.
Sehingga dengan begini, kehidupan keluarga pun akan terbangun dengan realistis atau rasional ataupun tidak muluk-muluk.
-----
Nah, ketiga hal diataslah yang kiranya perlu diterapkan dalam worklife in harmony dalam rangka menyempurnakan worklife balance.