Apakah kamu pelamar kerja yang sudah sering banget kirim job application ke berbagai kantor, tapi kenyataannya kamu enggak terpanggil?
Wah, kalau yang terjadi seperti di atas apalagi kamu sudah kirim ratusan job application ternyata sama sekali atau masih belum ada respon sedikitpun dari rekruter, tentu ada yang salah terkait job application kamu.
Sehingga tentunya perlu kamu evaluasi, apa sih kira-kira yang menjadi penyebabnya, kenapa kok job application kamu sama sekali enggak ada respon dari rekruter.
Nah, berkaitan dengan itu, beberapa hal yang penulis bagikan ini semoga bisa menjadi pengingat dan rekomendasi kamu untuk mengevaluasi job application kamu.
Pertama, soal job application ini, ada yang harus kamu pahami terlebih dahulu, bahwa ketika kamu mengirimkan job application, maka HRD ataupun pihak rekruter menerima job application kamu adalah dalam kondisi yang sama sekali tidak mengenal kamu.
Meskipun, kamu adalah talent atau kandidat dengan product knowledge dan experience sesuai kebutuhan mereka tapi tetap saja mereka tidak kenal siapa kamu.
Sehingga, first impression atau kesan pertama saat mereka terima job application kamu adalah faktor yang sangat penting terkait layak atau tidaknya dan lolos screening atau tidaknya job application kamu tersebut.
Nah, first impression inilah yang sering sekali terabaikan, sehingga job application sering juga dibuat tanpa memperhatikan faktor mutu dan kualitas.
Kira-kira begitulah yang harus kamu pahami dulu sebelum kamu kirimkan job application kamu kepada HRD ataupun pihak rekruter.Â
Kedua, subject email atau cover letter dalam job application kamu sering banget tidak menyebutkan posisi apa yang sedang kamu lamar.Â
Coba kamu bayangkan deh, pihak rekruter itu dalam sehari bisa saja menerima ratusan job application. Tentu saja mereka akan melakukan screening satu per satu.
Mereka akan menyeleksi berbagai job application sesuai posisi yang dilamar oleh para kandidat, yang enggak jelas dengan tidak spesifik melamar pada posisi yang ditentukan pasti akan di ignore atau di skip sehingga otomatis gugur.
Nah, jelas bukan dampaknya kalau kamu tidak menyebutkan posisi apa yang dilamar dalam job application kamu. Oleh karenanya jangan sampai kamu remehkan hal ini.
Ketiga, kaidah penggunaan etika bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang berantakan termasuk sering salah ketik dalam job application.
Tidak jarang job application tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar alias berbahasa semaunya sendiri bahkan banyak typo-nya karena dibuat asal-asalan.
Bahkan, ketika job application menggunakan bahasa inggris, ternyata kaidah-kaidah dasar gramar dan spelling sering berantakan.
Oleh karenanya, perhatikan dengan benar terkait kaidah bahasa ini, baik itu berbahasa Indonesia ataupun berbahasa Inggris dalam job application kamu, termasuk jangan sampai typo.
Keempat, job application kamu kurang meng-highlight skills dan expertise sesuai posisi yang dilamar. Termasuk kurang memberikan data dan informasi yang lengkap.
Ya, job application (Cover letter, CV, maupun Resume) harus dibuat secara spesifik sesuai posisi yang dilamar, tidak bisa satu job application untuk semua posisi.
Sehingga job application harus benar-benar detil fokus meng-highlight skills, expertise, kompetensi, dan pengalaman kerja kamu yang relevan sesuai posisi yang ditentukan.Â
Namun demikian jangan juga terlalu berlebihan meng-highlight hal yang diluar posisi yang ditentukan. Singkirkan yang enggak ada kaitannya dengan posisi yang ditentukan.
Job application jangan juga sampai tidak lengkap soal hal yang sering dianggap sepele tapi tetap penting, seperti tanggal lahir misalnya, alamat misalnya, nomor kontak misalnya, latar belakang pendidikan misalnya.
Kalau kurang satu saja dari itu, hampir pasti job application kamu masuk kotak. Oleh karenanya pastikan job application kamu mengandung semua data dan informasi yang diperlukan.
Kelima, job application sering tidak original atau job application adalah hasil copy paste dari milik orang lain.
Ya, kenyataannya inilah juga yang sering terjadi, padahal pihak rekruter itu bukanlah kemarin sore dalam menyeleksi job application. Mereka pasti akan dapat mendeteksi para kandidat yang menggunakan format milik orang lain dan bisa membedakan mana job application yang original mana yang hasil copy paste belaka.
Jadi, ya bikin lah job application yang original milikmu, alias asli karya ciptamu sendiri atau janganlah murni meniru punya orang lain. Jadilah dirimu sendiri dalam job application kamu.
Keenam, job application tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan atau memaksakan kehendak padahal kualifikasi tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Ya, inilah juga yang sering terjadi, oleh karenanya kamu harus pastikan, apa yang menjadi kualifikasi, kompetensi, skills, expertise, academic background, dan experience kamu, termasuk batasan usia adalah sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta dalam job opening announcement.
Nah, inilah kiranya beberapa hal yang menjadi penyebab kenapa job application para kandidat atau pelamar kerja sering gagal screening.
Mudah-mudahan, apa yang penulis sharing ini bisa menjadi saran dan masukan untuk menjadi wawasan bersama.
Demikian artikel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H