Hal yang wajar dan logis ketika pada saatnya anak-anak kita sudah mulai mengenal asmara, cinta dan kasih sayang pada lawan jenis.
Ya, proses bertumbuh kembang beranjak dewasa, melalui masa puber, punya pacar, kemudian jatuh cinta, mabuk asmara, dan di mabuk cinta.
Begitulah kira-kiranya, yang pada akhirnya seiring waktu akan terjadi pada anak-anak kita. Tentunya kita pun sebagai orangtua pernah melalui masa tumbuh kembang tersebut.
Oleh karenanya ketika kita punya anak, maka kita pun harus siap ketika apa yang pernah kita lewati dulu pada saatnya terjadi pada pada anak-anak kita.
Ya, ketika anak-anak kita bertumbuh kembang beranjak remaja menuju dewasa, di sinilah dimana masa mereka untuk mencari jati diri, maka di sinilah juga kita harus mengawal jalan kedewasaan mereka dengan edukatif.
Mengawal di sini maksudnya bukan membatasi ataupun melarang, tapi maksudnya adalah mengantarkan anak-anak kita pada jalan kedewasaan mereka agar terdidik dengan membekali mereka dengan wawasan yang ada kaitannya dengan keadaan dimana mereka sedang berproses menuju dewasa tersebut.
Sebab, biar bagaimanapun juga, kita sebagai orangtua lah tumpuan mereka, kita lah yang harus menjaga mereka agar tidak salah jalan.
Bicara ketika anak mulai pacaran, maka kita sebagai orangtua juga harus mengetahui tanda-tandanya, seperti mulai mengubah penampilannya misalnya, sering izin hangout bareng teman berbeda lawan jenis mereka misalnya, dan tanda-tanda lainnya.Â
Yang jelas, kita pernah mengalaminya, maka apa yang dialami anak-anak kita, ya pasti enggak jauh juga dari pengalaman kita juga kan. Sehingga di sini tinggal bagaimana kesiapan kita dan keberterimaan kita saja.
Nah, berkaitan dengan anak mulai pacaran, beberapa hal yang penulis sarankan melalui artikel ini semoga bisa menjadi referensi.
Lantas, apa sajakah itu?
Pertama, kenali siapa pacar anak Anda.
Ya, jangan panik dahulu ketika anak-anak kita mulai pacaran, bahkan melarang dan membatasi pergerakan mereka.
Karena justru kalau kita berlaku begitu akan membuat anak kita merasa terkekang dan biasanya semakin merasa terkekang mereka akan semakin meronta alias berontak.
Sebaiknya kita tetap tenang, kita ambil langkah untuk menggali informasi siapa sebenarnya pacar anak kita, dan setelahnya kita tahu dan sudah cukup informasi terkait siapa pacar anak maka langkah berikutnya bisa diterapkan, yaitu komunikasi edukatif.
Kedua, terapkan komunikasi yang edukatif kepada Anak Anda.
Ketika anak kita mulai mengalami masa puber dan pada akhirnya mulai jatuh cinta serta punya pacar, maka jalinan komunikasi yang edukatif amatlah penting.
Sehingga, ketika kita sudah tahu bahwa mereka sudah mulai tahu apa itu cinta dan apa itu pacaran, maka kita harus mengawal mereka dengan wawasan edukatif tentang seksual.
Setidaknya, ketika kita sudah memberikan wawasan seksual pada anak kita, maka kita secara tidak langsung telah memberikan mereka warning atau memberikan rambu-rambu ataupun batasan-batasan yang harus mereka jalani dan termasuk konsekuensi hukum sebab akibat ketika mereka melanggarnya.
Ketiga, jangan membatasi tapi menjembatani dengan jadi teman edukatif anak Anda.
Ya, ketika anak mulai pacaran, maka tak ada gunanya kita malah membatasi ruang gerak mereka, justru mereka bakal semakin ingin tahu.
Sebaiknya kita menjembatani mereka dengan cara jadi teman edukatif mereka, seperti jadi teman curhat mereka ketika ada masalah tentang asmara mereka misalnya, turut mendukung ketika mereka jadian misalnya, jadi penyemangat mereka ketika pada akhirnya putusan dengan pacar misalnya, dan sebagainya.
Dengan jadi teman edukatif begini, kita justru akan tetap tahu informasi terkait perkembangan dan perjalanan masa puber anak kita.
Keempat, pantau Medsos anak Anda.
Memantau Medsos anak kita seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApps dan Medsos lainnya juga merupakan salah satu langkah penting kita untuk tetap tahu informasi tentang anak kita.
Ya, kita memang wajib menginteli mereka dalam rangka mengawal mereka terkait masa puber mereka agar tetap terdidik dan dewasa pada waktunya.
Kelima, refrensikan pengalaman Anda.
Ya, apa yang jadi pengalaman kita saat kita menjalani masa yang sekarang sedang mereka jalani perlu juga untuk diedukasikan kepada anak kita.
Tentunya, pengalaman yang baik-baik lah yang ditularkan, sehingga disini anak kita jadi semakin terdidik dan semakin tahu bagaimana sih menjalani pacaran itu.
Nah, yang tak kalah penting juga adalah bekali anak Anda dengan ilmu agama dengan optimal sehingga anak kita juga semakin wawas dalam menjalani masa puber mereka atau menjalani proses bertumbuh kembang mereka menuju dewasa.
-----
Ya, yang jelas ketika anak mulai pacaran, kita sebagai orangtua jangan malah mengekang mereka, tapi kita harus menjadi solusi bagi mereka.
Yang pasti, anak-anak kita akan tiba masa mereka beranjak dewasa dan pasti akan mulai mencari jati dirinya, sehingga tinggal kita yang harus tetap mengawal mereka dengan menjadi orangtua yang edukatif kepada mereka dan mengantarkan mereka menjadi anak yang terdidik dewasa pada waktunya kelak.
Demikian artikel singkat ini, bukan bermaksud mengajari, tapi sebagai wahana saling sharing bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI