Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Langkah Recovery Setelah Kamu Bikin Kesalahan di Kantor

23 Agustus 2022   14:09 Diperbarui: 28 Agustus 2022   09:00 1497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar merecovery diri ketika pernah berbuat kesalahan tentang pekerjaan | Dokumen gambar Via Freepik.com

Apakah kamu pernah bikin kesalahan di kantor yang berkaitan dengan jobdesc kamu?

Seberapa seringkah kamu pernah melakukannya? 

Berapa kalikah kamu pernah mendapat punishment dari pihak manajemen ataupun dari atasan kamu langsung terkait kesalahan yang kamu perbuat soal jobdesc kamu tersebut?

Bagaimanakah penerimaan kamu atas punisment tersebut, sakit hatikah kamu atas punisment dari kesalahan pekerjaan yang kamu perbuat?

Ataukah kamu menerimanya dengan lapang dada sebagai bentuk pengakuan kesalahan kamu dan berjanji untuk introspeksi diri?

Ya, soal berbuat kesalahan terkait jobdesc ini, memanglah logis adanya, akan tetapi kalau kesalahan yang kamu perbuat terlalu sering banget, ya jelas enggak wajar dong.

Masa sih kesalahan terkait jobdesc kok sering terulang, bahkan kesalahan yang sering kamu perbuat adalah kesalahan yang sama pula.

Terus juga, yang namanya bikin kesalahan soal jobdesc lalu kamu dimarahi atasan ataupun kamu juga dapat komplain dari rekan kerja kamu karena kerjaan kamu juga saling terkait dengannya.

Sehingga gegara produk kerja kamu salah, rekan kerja kamu jadi ikutan terdampak lantas dia juga ikutan kompain, ya jangan baper dan sakit hati lah. Jangan cari pembenaran, akui saja kamu memang salah.

Selain itu juga, kalau kamu terlalu sering bikin kesalahan terkait jobdesc kamu, maka memang ada yang kurang benar soal bagaimana sikap instrospeksi diri kamu soal tanggung jawab jobdesc kamu.

Artinya, kamu introspeksi diri tapi hanyalah sebagai jarkoni saja, tapi introspeksi ini tidak dibarengi dengan langkah revolusi kamu untuk me-recovery diri dari kesalahan-kesalahan dari pekerjaan yang kamu perbuat.

Atau dengan kata lainnya, introspeksi diri soal kesalahan produk pekerjaan kamu harus seiring juga dengan langkah revolusi untuk me-recovery diri.

Sebab, hal ini menyangkut soal trust terkait kinerja kamu termasuk mutu dan kualitas kamu secara keseluruhan terhadap atasan dan juga terhadap rekan kerja kamu.

Apakah kamu mau, kalau kamu terus-terusan tidak lagi dipercaya oleh atasan dan rekan kerja kamu di kantor?

Jelas kamu enggak mau kan.

Oleh karenanya, introspeksi diri jangan sekadarnya saja, sehingga harus seiring juga ada upaya serius langkah revolusi kamu untuk me-recovery diri atas kesalahan kamu soal jobdesc.

Lantas, soal langkah revolusi untuk me-recovery diri ini, yang bagaimana sih sebenarnya?

Ilustrasi gambar merecovery diri ketika pernah berbuat kesalahan tentang pekerjaan | Dokumen gambar Via Freepik.com
Ilustrasi gambar merecovery diri ketika pernah berbuat kesalahan tentang pekerjaan | Dokumen gambar Via Freepik.com

1. Pahami apa kesalahan kamu, apa kesalahannya, kenapa bisa terjadi, bagaimana tingkat kesalahannya, dan siapa sajakah yang terdampak, lalu catat di buku agenda kerja.

Agar tidak terulang jatuh pada kesalahan yang sama atau kesalahan lainnya, maka pahami kesalahan tersebut, catat dalam buku agenda kerja kamu soal apa yang jadi kesalahan kamu.

Lalu, catat juga apa yang menjadi penyebabnya, catat tingkat toleran kesalahannya, dan catat akibat dari kesalahan tersebut siapa sajakah rekan kamu yang turut terdampak.

Dengan begitu, kamu punya catatan pengingat, ketika kamu dapat job untuk buat produk kerja yang sama atau produk kerja lain misalnya, kamu tinggal buka buku agenda kerja kamu.

Oh soal produk ini dulu saya pernah bikin kesalahan typo misalnya, oh dulu saya salahnya begini misalnya, oh dulu saya kurang begini misalnya, oh dulu gegara produk ini salah eh rekan saya si fulan juga ikut kena damprat misalnya dan sebagainya.

Setidaknya dari catatan pengingat soal kesalahan kamu soal jobdesck pada buku agenda kerja kamu tersebut, menjadi semacam panduan ataupun acuan kamu dan kamu juga jadi lebih teliti.

2. Berbesar hati untuk mengakui kesalahan dengan meminta maaf kepada atasan dan rekan kerja kamu yang ikut terdampak.

Kalau kamu jelas-jelas salah terkait produk kerja kamu, ya sudahlah, jangan mengelak dengan berbagai alasan, sehingga justru timbul perdebatan ataupun konflik.

Satu-satunya jalan, ya minta maaf dan mengakuinya, dengan disertai komitmen untuk lebih baik lagi dalam mengerjakan produk kerja yang menjadi tanggung jawab kamu.

3. Tentukan langkah evaluasi dan pembenahan, lalu jangan terlupa untuk mencatatnya juga di buku agenda kerja kamu.

Ya, setelah kamu tahu di mana letak kesalahaan kamu soal produk kerja kamu, maka catat juga dalam buku agenda kerja kamu bahwa langkah pembenahan apa yang sudah kamu lakukan.

Seperti misal, oh di sini toh kesalahan saya, lalu catat. Oh soal produk kerja yang ini, ternyata di sini letaknya yang sudah saya benahi, lalu catat. Dan sebagainya.

Dengan begitu kamu punya catatan pengingat untuk setidaknya meminimalisir tingkatan risiko kesalahan dalam mengerjakan produk kerja.

4. Buat list kesalahan-kesalahan yang pernah kamu perbuat termasuk punishment apa saja yang pernah kamu terima terkait produk kerja yang kamu kerjakan di buku agenda kerja kamu.

Enggak ada salahnya kamu buat semacam daftar "dosa" kamu terkait berapa kalinya kamu pernah bikin kesalahan terkait produk kerja kamu di buku agenda kerja kamu.

Dengan begitu, kamu punya tolak ukur diri, dan setidaknya kamu sadar diri dan tahu diri, seberapa kali catatan "dosa" kesalahan kamu termasuk catatan "dosa" soal punishment yang pernah kamu terima.

Dengan begini, setidaknya kamu, jadi lebih hati-hati dan wawas diri dalam setiap mengerjakan produk kerja terkait jobdesc kamu.

5. Buat metrik pola produk kerja secara terstruktur pada buku agenda kerja kamu.

Ya, dengan membuat metrik pola produk kerja ini, setidaknya kamu juga punya catatan deadline produk-produk kerja kamu.

Selain itu, kamu jadi lebih memahami skala prioritas, produk kerja mana yang harus segera tuntas dan produk mana yang masih bisa ditunda. Sekaligus juga kamu jadi tidak grasak-grusuk dalam bekerja.

Setidaknya juga, buku agenda kerja kamu jadi bermanfaat, enggak kosong melompong alias enggak berisi sama sekali.

Nah, inilah kiranya kelima langkah revolusi dalam rangka me-recovery diri setelah kamu bikin kesalahan di kantor yang bisa penulis referensikan.

Yang jelas, bikin kesalahan terkait jobdesc itu logis, tapi jadi enggak wajar kalau juga kamu terlalu sering bikin kesalahan dan sering dapat punishment.

Jadi, sebaiknya jaga trust dengan baik soal kinerja kamu dan mutu kualitas kamu terkait tanggung jawabmu dalam jobdesc dan setidaknya juga dengan artikel yang penulis referensikan ini semoga bisa jadi tambahan wawasan buat kamu.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun