Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Dilanda Demotivasi Kerja, Harus Bagaimanakah?

16 Juli 2022   09:23 Diperbarui: 23 Juli 2022   04:27 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan Anda merasakan jenuh, capek, mulai males-malesan saat kerja, lalu merasa tugas pokok kok begitu-begitu saja dan itu-itu saja yang dikerjakan, karir ya begitu-begitu saja?

Lalu setelahnya tambahnya anda justru semakin merasa lelah, sumpek, stress, kehilangan selera dan semangat dalam bekerja, dorongan bertanggung jawab soal pekerjaan mulai luntur, bahkan menyerah untuk melakukan sesuatu hal atau pekerjaan.

Ya, di sinilah Anda sebenarnya sedang mengalami yang namanya demotivasi dalam menapaki karir Anda dalam bekerja.

Yang jelas kondisi demotivasi kerja ini kalau dibiarkan saja secara terus-menerus tanpa ada upaya Anda untuk mengatasinya, tentu akan berdampak semakin tidak baik pada produktivitas dan kualitas kinerja Anda di kantor.

Ilustrasi gambar Demotivasi Kerja | Dokumen foto via Freepik.com
Ilustrasi gambar Demotivasi Kerja | Dokumen foto via Freepik.com

Bahkan lebih parahnya, sawang sinawang justru semakin menggelayuti pikiran Anda, seperti misal, membandingkan diri Anda dengan orang lain yang anda lihat lebih enak kerjanya, hingga pada akhirnya ada timbul keinginan Anda untuk pindah kerja dan resign dari kantor.

yang jelas, kalau bicara soal demotivasi ini bukan hanya Anda saja yang mengalaminya, ya jujur saja, saya pun (penulis) terkadang juga ada kalanya dilanda kondisi demotivasi kerja ini.

Namun tentunya, saya tidak akan membiarkan demotivasi ini berlarut-larut melanda saya, sehingga saya selalu berupaya membangun kembali motivasi saya untuk kembali berselera menekuni pekerjaan saya.

Lantas, apakah yang bisa dilakukan sebagai solusi dari demotivasi kerja ini?

Ilustrasi demotivasi kerja | Dokumen foto via Hellosehat.com
Ilustrasi demotivasi kerja | Dokumen foto via Hellosehat.com

Pertama, setiap saya mulai mengeluhkan soal kondisi saya bekerja di kantor, saya kembali mengingat, memaknai dan meresapi bagaimana dulu perjuangan saya saat dulu masa-masa sulit saya ketika mencari kerja.

Saya ingat, betapa sulitnya perjuangan saya saat itu, beberapa kali lamaran kerja saya di-ghosting rekruter, beberapa kali saya kena prank usai interview, bahkan beberapa kali saya sudah masa percobaan bekerja tapi saya malah enggak jadi direkrut.

Ya, ketika saya kembali mengingat masa-masa sulit saya ini, saya jadi tersadar kembali, sehingga menyadari, memaknai dan meresapi, bahwa ternyata saya harusnya bersyukur dan menghargai apa yang sudah saya perjuangkan  sampai sekarang ini dengan segenap daya upaya.

Kedua, setiap saya mulai mengeluhkan soal kondisi saya bekerja di kantor, saya menengok ke bawah ataupun menyadarkan pikiran dengan melihat bagaimana perjuangan orang lain di luar sana.

Bahwa ternyata secara realitanya, masih banyak di luar sana yang sedang bekerja keras untuk beradu nasib mencari kerja di tengah kerasnya persaingan dunia kerja kekinian.

Ternyata saya masih lebih beruntung, padahal di luar sana masih banyak yang belum beruntung untuk mendapatkan pekerjaan, masih banyak yang jatuh bangun mencari kerja dengan segala daya upaya.

Mungkin kalau di kondisikan saat  sekarang bertukar tempat dengan posisi saya, maka akan dengan senang hati mereka mau bertukar tempat dengan saya.

Ketiga, setiap saya mulai mengeluhkan soal kondisi saya bekerja di kantor, maka saya menyadari bahwa setiap pekerjaan dalam bekerja itu ada kalanya ketemu susahnya dan ada kalanya ketemu senangnya, ada sukanya dan ada dukanya.

Susah dan dukanya harus saya pedomani sebagai pembelajaran instrospeksi diri dan tahu diri, serta berupaya dengan segenap daya untuk menguatkan mental agar ke depan lebih baik lagi.

Senang dan sukanya, saya jadikan motivasi untuk membangkitkan selera dan semangat saya untuk tetap menjaga kebereksistensian dan konsistensi saya dalam menekuni pekerjaan.

*****

Ya, begitulah kira-kiranya yang saya lakukan kalau tiba saatnya saya mulai dilanda demotivasi kerja ini, yang secara intinya mengingatkan saya untuk selalu mensyukuri apa yang sudah saya perjuangkan dan apa yang sudah saya kerjakan di kantor.

Dunia kerja itu memang keras banget, penuh tantangan dan hal-hal yang tidak terduga ataupun terprediksi, bahkan kompleks, sehingga tidaklah mengherankan jika demotivasi kerja ada kalanya datang melanda.

Namun demikian bukan berarti harus bertopang dagu ketika demotivasi kerja ini melanda, tapi harus ada upaya untuk kembali bangkit dengan gigih mempertanggungjawabkan segenap daya upaya yang sudah diperjuangkan dalam bekerja.

Nah, apakah Anda mau berlarut-larut mengakomodir demotivasi kerja Anda, atau ikut berjuang dengan penulis maju tak gentar membasmi demotivasi kerja ini?

Pilihan dan keputusan tinggal di Anda sendiri, setidaknya juga, penulis sudah berbagi saran untuk Anda untuk berjuang bersama mengatasi demotivasi kerja.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun