Apakah di kantor Anda memiliki Staf Karyawan cowok yang feminim atau gayanya keseharian kewanita-wanitaan begitu?
Apakah Anda merasa risih dengannya, karena tingkah lakunya yang lincah nan melambai, kemayu nan gemulai itu?
Lantas, dengan perkembangan selanjutnya terkait kesehariannya yang feminim tersebut merasa terganggukah anda, atau gengsikah Anda bersosialisasi dengannya?
Atau yang ini, karena Anda tidak suka dengan staf pria yang feminim ini Anda justru membullynya dan menjauhinya, bahkan minta saran kepada pimpinan dengan segala cara dan cari cara agar Dia dipecat?
Atau ini, Anda yang berposisi setingkat Leader HR karenanya enggak suka eksistensi staf pria yang feminim ini malahnya Anda mengeluarkannya.
Eits, jangan dong, jangan begitulah, tunggu dulu, jangan anggap sepele dan remeh dulu kalau di kantor Anda ada memiliki staf karyawan pria yang feminim ini.
Ya memang sih kalau soal risih dan cukup terganggu dengan kefeminimannya sih wajar saja, tapi kita harus berlaku adil, karena setiap individu karyawan kantor itu tentu ada keunggulan dan kekurangan masing.
Setiap individu karyawan kantor itu punya kesempatan yang sama dalam meniti dan menatah karirnya di kantor, begitu juga staf karyawan pria yang bertipikal feminim ini.
Terus terang, penulis juga memiliki staf karyawan pria bertipikal feminim ini, ya memang sih awalnya agak gimana gitu ya, dan ketika dari awal bagian HR merekomendasikannya kepada penulis, sebenarnya penulis sudah agak enggak sreg sih.
Apa lagi ya, kesan pertama saat Dia memperkenalkan diri, lha kok gayanya kayak mas Ivan Gunawan sih gayanya, duh mas Ivan jadi contoh, hedeh gimana toh ini, kok cowok gemulai nan kemayu begini sih, hehehe geli juga sih sebenarnya.
Tapi ya itu tadi, karena saat itu Dia satu-satunya yang direkomendasikan oleh HR artinya dia ini sudah melewati berbagai tahapan seleksi atau sudah memenuhi syarat awal sebagai calon karyawan, artinya juga, staf HR penulis tidak sembarangan memilih Dia.
Okelah, akhirnya penulis setuju, dan sesuai standar aturan kantor soal calon karyawan, maka Dia harus melewati dulu masa percobaan 3 bulan.
Ya, singkat kata, staf karyawan pria bertipikal feminim ini akhirnya di terima secara permanen bahkan masih eksis sampai sekarang ini, bahkan perkembangannya dia jadi icon atau panutan di kantor, karena memang bagus sih kinerjanya. Salut deh.
Nah, di sinilah penulis ingin berbagi referensi soal staf karyawan pria feminim ini, terkait beberapa keunggulannya.
1. Staf karyawan pria feminim itu cocok dan berbakat soal Administrasi, Humas, dan Sekretariat.
Ya, karyawan pria yang tipikalnya feminim ini sejatinya unggul  kejelian dan ketelitian soal keadministrasian, soal surat dinas kantor, soal keprotokolan, kesekretariatan, dan kehumasan, bahkan cara kerjanya ajeg, apalagi kalau soal anggaran.
Sifatnya terkadang cerewet terkait tadi yang disebutkan diatas, tapi kecerewetannya inilah yang memang dibutuhkan, karena terkadang kalau enggak dicereweti, mekanisme Administrasi sering kali lolos tanpa seleksi aturan kantor.
intinya, karyawan pria bertipikal feminim ini cocok dan berbakat kalau ditempatkan dibagian Administrasi, Humas, dan sekretariat
2. Staf karyawan pria feminim itu ajeg soal tanggung jawab.
Justru karyawan pria bertipikal feminim inilah yang lebih trengginas, karena didukung dengan gaya lincah, kemayu nan gemulainya inilah ternyata yang membuatnya tampil unggul soal tanggung jawab.
Mobilitasnya tinggi, semangatnya kuat, dan punya sifat pantang menyerah, sehingga kesan tangguh kinerja dan loyalitas layak dilekatkan padanya.
Intinya, karyawan pria bertipikal feminim ini cocok dan berbakat kalau ditempatkan sebagai sekretaris, publik relation dan lain sebagainya yang sejenis.
3. Staf karyawan pria feminim itu tangguh soal mental.
ya, malah staf karyawan pria yang bertipikal feminim inilah yang lebih kuat mentalnya, Dia tidak canggung untuk tampil bicara di depan orang banyak.
Sehingga kalau cermat melihat potensinya, Dia sebenarnya berbakat untuk jadi pembicara atau selevel publik speaker gitulah. Bahkan berbakat untuk jadi utusan kantor soal negosiasi, soal loby-loby, ataupun soal marketing.
Intinya, karyawan pria bertipikal feminim ini cocok dan berbakat kalau ditempatkan di bagian pemasaran, ataupun terkait presentasi produk, atau bagian strategis lainnya terkait produk kantor.
-----
Ya, memang sih staf karyawan pria feminim ini enggak sempurna-sempurna amat sih, ada juga sih kekurangannya, itupun masih tingkatan bisa ditolerir, tapi ya itu tadi, berkat keunggulannya inilah Dia bisa mencambuk diri untuk menutupi apa yang menjadi kekurangannya.
Tentunya di kantor itu bermacam sifat, watak, dan karakter dari para karyawan, ada yang memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
Namun yang perlu jadi catatan penting adalah, karyawan yang memiliki keunggulan bukan berarti tidak memiliki kekurangan, karyawan yang memiliki kekurangan bukan berarti tidak memiliki keunggulan.
Jadi, di sinilah tinggal kecermatan dan kemauan masing-masingnya saja untuk saling mengisi dan mengeksplorasi, atau dengan kata lain, saling mengisi untuk menyempurnakan, begitulah kira-kiranya.
Kesimpulannya, penulis hanya ingin menghimbau, kalau di kantor Anda ada staf karyawan pria yang bertipikal feminim ini, janganlah dibully, janganlah diperlakukan tidak adil, janganlah diremehkan dan disepelekan.
Berikanlah kesempatan seadil-adilnya untuk saling mengisi dan mengeksplorasi diri, untuk saling berkombinasi dan berkolaborasi, niscaya tim work di kantor Anda akan selaras dan serasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H