Pernahkah Anda mencari arsip surat di kantor Anda tapi arsip yang tersebut dicari enggak ketemu-ketemu?
Sampai keringat dingin bercucuran, kepala mumet, dan sakit perut karena dapat tekanan dari pimpinan arsip harus ada saat itu juga, tapi arsip surat yang dicari-cari enggak ketemu juga?
Parahnya lagi, ternyata arsip surat yang dicari tersebut ujung-ujungnya malah hilang entah ke mana rimbanya.
Karena setelah dirunut-runut dan dicek-ricek secara kronologis dari pencatatan dan perjalanan ekspedisinya terkait siapa yang menerimanya justru yang terjadi adalah saling lempar tanggung jawab.
Katanya sudah diterima si A, tapi Si A katanya sudah menyerahkan pada si B, tapi Si B merasa tidak menerima arsip suratnya.
Saat di konfirmasi kepada pihak pencatat surat di buku agenda dan buku ekspedisi surat, tapi juga tidak pernah merasa menerima terkait arsip surat yang dimaksud.
Ketika dikonfirmasi lagi pada pihak pengirim surat tapi dari pihak pengirim surat sudah merasa mengirim dan bahwa surat sudah diterima oleh sekuriti.
Tapi sekuriti katanya sudah menyerahkan kepada bagian yang dituju yaitu kepada Si A, tapi kenyataannya Si A sudah merasa menyerahkannya kepada Si B.
Tapi si B merasa enggak pernah menerima surat yang dimaksud, dan muter-muter begitu terus, pada akhirnya ya jadi enggak tahu ke mana arsip surat tersebut. Arsip hilang entah kemana rimbanya.
Karena apa, mulai dari diterima hingga distribusinya tidak jelas terkait pencatatan tertulisnya, sehingga mau dibuktikan kebenarannya terkait siapa yang bertanggung jawab soal arsip surat yang dicari tersebut tapi tidak ada bukti catatan yang mendukung baik itu di buku agenda dan buku ekspedisi.