Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mega Cantik, Tukang Bakso, Minyak Goreng, dan Selfie Puan, Partai Wong Cilik?

26 Juni 2022   19:21 Diperbarui: 27 Juni 2022   11:23 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri | Dokumen Foto Via Kompas.com

Jargonnya sebagai partai wong cilik hanya dianggap Jarkoni semata, tidak terbuktikan oleh keberpihakannya terhadap wong cilik.

Gurauan Megawati Cantik garing, sepertinya kurang dipertimbangkan terkait dampaknya, seperti enggak mikir panjang.

Dan kalau mau jujur, sejatinya tidak layak disampaikan oleh seorang ketua umum partai politik besar dan malah menunjukkan Megawati tidak memiliki sensitivitas sosial, tidak empati dan tidak sense of crisis terhadap wong cilik.

Secara sadar ataupun tidak sadar, Guyonan Mega Cantik malah merendahkan para abang tukang bakso, meletakan para abang tukang bakso dalam kelompok sosial rendahan, sehingga pantas jadi bahan tertawaan oleh para elite politik dalam forum resmi Rakernas partainya tersebut.

Astaga! Sebegitu rendahkah profesi tukang bakso buk mega cantik? Benarkah? Bah! Naif kali lah! Partai Wong Cilik kok begitu sih. Masyarakat ini loh lagi susah mbok ya sense of crisisnya itu main gitu loh.

Ya, kalau merujuk dari kritikan berbagai pakarnya di bidang politik, maka gaya komunikasi Megawati ini menunjukkan adanya diskrepansi atau jurang pemisah yang dalam antara elite politik dengan kalangan akar rumput.

Penulis pun yakin pasti di antara kader saat Rakernas tersebut sudah membatin, ah kenapa Bu Mega Cantik kok bikin pernyataan kontroversi lagi sih, aduh buukk gimana sih.

Lha penulis saja langsung spontan kok terucap "Ya Allah Bu Mega, kok segitunya sih merendahkan tukang bakso, bu nyebut bu, di ralat bu pernyataannya, kok pemimpin ngomong begitu", bah! ya begitulah namanya juga penulis spontanitas.

Nah, berkaitan dengan itu, sebaiknya para elite politik di PDIP mulai berbenah diri, terkait bagaimana etika politik yang bertatakrama dan elegan, apalagi kalau langsung jadi konsumsi publik.

Kalau enggak, ya itu tadi, secara simultan dan perlahan, elektabilitas dan pamor PDIP bisa saja akan semakin tergerus dan merosot.

Mau jadi seperti itu? Ya terserah aja sih. Karena yang jelas pihak-pihak pesaing pasti tertawa terbahak-bahak kalau PDIP sering blunder menyakiti masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun